SEOUL - Pihak militer Korea Selatan (Korsel) pada Minggu (28/1) mengatakan bahwa Korea Utara (Korut) kembali menembakkan beberapa misil jelajah dalam provokasi terbaru dari serangkaian tindakan yang meningkatkan ketegangan oleh negara bersenjata nuklir tersebut.

Peluncuran tersebut dilakukan hanya beberapa hari setelah Pyongyang menembakkan beberapa misil jelajah ke Laut Kuning, yang menurut mereka merupakan uji coba pertama misil jelajah strategis generasi baru.

Pyongyang telah mempercepat pengujian senjata pada tahun baru ini, termasuk pengujian apa yang disebutnya sistem senjata nuklir bawah air dan misil balistik hipersonik berbahan bakar padat .

"Militer kami mendeteksi beberapa misil jelajah tak dikenal yang ditembakkan di dekat perairan sekitar wilayah Sinpo Korut pada pukul 8 pagi hari ini," kata Kepala Staf Gabungan (JCS) dalam sebuah pernyataan.

JCS mengatakan peluncuran tersebut sedang dianalisis oleh otoritas intelijen Korsel dan Amerika Serikat, dan menambahkan bahwa pihaknya akan terus memantau dengan cermat pergerakan dan aktivitas Korut lainnya.

Berbeda dengan uji coba misil balistik, pengujian misil jelajah tidak dilarang berdasarkan sanksi PBB terhadap Pyongyang saat ini. Misil jelajah cenderung berbahan bakar jet dan terbang pada ketinggian yang lebih rendah dibandingkan misil balistik yang lebih canggih, sehingga lebih sulit dideteksi dan dicegat.

Sebelumnya pada Kamis (25/1) lalu, Korut mengatakan pihaknya telah melakukan uji coba pertama misil jelajah strategis generasi baru yang dikembangkannya, Pulhwasal, sehari sebelumnya.

Memburuk Hubungan

Hubungan antara kedua Korea memburuk dalam beberapa bulan terakhir, dengan kedua belah pihak membuang perjanjian-perjanjian penting untuk mengurangi ketegangan, meningkatkan keamanan perbatasan, dan melakukan latihan tembak-menembak di sepanjang perbatasan.

Awal bulan ini, pemimpin Korut, Kim Jong-un, menyatakan Korsel sebagai "musuh utama" negaranya, lalu membubarkan lembaga-lembaga yang berdedikasi pada reunifikasi, serta mengancam perang atas terjadinya pelanggaran teritorial.

Sementara di Seoul, Presiden Yoon Suk-yeol mengatakan kepada kabinetnya bahwa jika Korut yang mempunyai senjata nuklir melakukan provokasi, Korsel akan membalas dengan respons yang berkali-kali lebih kuat, merujuk pada kemampuan respons yang luar biasa dari militernya.

Pada pertemuan kebijakan akhir tahun di Pyongyang, Kim Jong-un mengancam akan melakukan serangan nuklir terhadap Korsel dan menyerukan peningkatan persenjataan militer negaranya menjelang konflik bersenjata yang ia peringatkan dapat terjadi kapan saja. AFP/I-1

Baca Juga: