SEOUL - Pemerintah Korea Selatan (Korsel) melaporkan bahwa Korea Utara (Korut) telah meluncurkan dua misil tak dikenal. Peluncuran misil yang dilakukan saat liburan Thanksgiving di Amerika Serikat (AS) itu terjadi ditengah kemandekan perundingan nuklir antara Washington DC dan Pyongyang.
"Misil-misil itu meluncur ke arah timur dari Provinsi Hamgyong di Korut bagian selatan dan jatuh di Laut Jepang," demikian pernyataan dari juru bicara Kepala Staf Gabungan Militer (JCS) Korsel, Mayjen Jeon Dong-jin, saat konferensi pers di Kementerian Pertahanan Korsel di Seoul, Kamis (28/11).
"Misil-misil itu terbang sejauh 380 kilometer dan mencapai ketinggian 97 kilometer," imbuh Mayjen Jeon.
Ditambahkan oleh Jeon bahwa peluncuran misil Korut terjadi pada pukul 16.59 waktu setempat atau pagi hari waktu bagian timur AS, saat Negeri Paman Sam memulai musim liburan Thanksgiving.
Peluncuran misil Korut itu dilakukan hampir bersamaan dengan waktunya pada dua tahun lalu saat Pyongyang meluncurkan misil balistik antarbenua Hwasong-15 yang menurut analis bisa menjangkau seluruh daratan utama AS.
Berdasarkan resolusi Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa, Korut dilarang untuk meluncurkan misil balistik, dan oleh karenanya Perdana Menteri Jepang, Shinzo Abe, kemarin mengecam keras pelanggaran yang dilakukan oleh Korut itu.
"Korut telah berulang kali meluncurkan misil balistik dan itu merupakan sebuah pelanggaran serius bukan bagi negara kami semata, namun juga komunitas internasional," kata PM Abe dalam konferensi pers di Tokyo.
Bulan lalu, Korut juga meluncurkan misil yang disebut Pyongyang misil itu diluncurkan dari sistem peluncur roket ganda superbesar dan JCS menduga misil-misil yang diluncurkan kemarin juga berasal dari sistem persenjataan superbesar itu.
Peluncuran misil oleh Korut dilaksanakan setelah Pyongyang menuntut agar Washington DC mengubah pendekatan dalam perundingan nuklir hingga batas waktu akhir tahun ini setelah tak ada kemajuan dari perundingan nuklir sejak Februari lalu.
Menurut analis bernama Shin Beom-chul dari Asan Institute for Policy Studies, peluncuran misil oleh Korut mengindikasikan bahwa Pyongyang sudah makin tak sabar terhadap AS karena batas waktu kian mendekati akhir. "Provokasi ini sering dilakukan Korut agar mendapatkan konsesi lebih banyak dari AS," ucap Shin.
Pengusiran Kapal
Pada saat bersamaan kantor berita Yonhap melaporkan bahwa JCS telah melakukan misi pengusiran kapal dagang Korut yang dikatahui telah memasuki wilayah perairan Korsel di Laut Kuning. "Kapal Korut itu memasuki perairan kami setelah mengalami kerusakan mesin," lapor jubir JCS.
Kapal dagang Korut itu terdeteksi memasuki wilayah perairan Korsel pada Rabu (27/11) pagi dan kapal patroli Korsel telah memberikan peringatan lewat radio serta tembakan peringatan sesuai standar operasi atas pelanggaran batas wilayah perbatasan itu.
Setelah mendapat penjelasan soal kerusakan mesin, kapal patroli Korsel kemudian menggiring kapal dagang Korut keluar dari wilayah perairan Korsel. "Kami telah menyelesaikan misi pengusiran ini pada Rabu jam 11.30 siang. Insiden ini bukan sebuah kesengajaan, namun karena kondisi cuaca dan kerusakan mesin," pungkas jubir JCS. SB/AFP/Yonhap/I-1