SEOUL - Kementerian Luar Negeri Korea Utara (Korut) pada Minggu (14/8) mengkritik Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Antonio Guterres, atas kata-kata berbahayanya setelah ia menyerukan denuklirisasi Pyongyang yang lengkap dan dapat diverifikasi selama kunjungan ke Seoul, Korea Selatan (Korsel).

Guterres, yang berada di Korsel dalam kunjungan dua hari, menyatakan komitmen yang tegas untuk denuklirisasi Korut ketika ia bertemu Presiden Korsel, Yoon Suk Yeol.

Dia menyebutnya sebagai tujuan mendasar untuk membawa perdamaian, keamanan dan stabilitas ke seluruh kawasan.

Komentar Guterres muncul ketika pejabat dari Washington DC dan Korsel telah berulang kali memperingatkan bahwa Korut sedang bersiap untuk melakukan apa yang akan menjadi uji coba nuklir ketujuhnya.

Namun Wakil Menteri Luar Negeri Korut untuk Urusan Organisasi Internasional, Kim Son Gyong, mengecam Sekjen PBB itu, menuduhnya telah menunjukkan simpati terhadap kebijakan bermusuhan Amerika Serikat (AS).

"Saya tidak bisa tidak mengungkapkan penyesalan mendalam atas pernyataan Sekjen PBB yang sangat tidak memihak dan tidak adil, serta bertentangan dengan kewajiban tugasnya yang ditentukan dalam Piagam PBB, sehubungan dengan masalah Semenanjung Korea," kata Kim Son Gyong dalam sebuah pernyataan yang disiarkan olehKorean Central News Agency(KCNA).

Kim Son Gyong pun menambahkan bahwa Sekjen PBB tidak boleh meminta atau menerima perintah dari negara tertentu dan harus bisa menahan diri melakukan tindakan apa pun yang dapat merusak posisinya sebagai pejabat internasional yang hanya bertanggung jawab kepada PBB.

Tolak CVID

Kim Son Gyong pun mengatakan bahwa denuklirisasi Korut yang lengkap, dapat diverifikasi, dan tidak dapat diubah (complete, verifiable, irreversible dismantlement/CVID) adalah pelanggaran terhadap kedaulatan Republik Rakyat Demokratik Korea (Korut).

"CVID menuntut pelucutan senjata sepihak dan Sekjen Guterres mungkin tahu betul bahwa Korut telah sepenuhnya menolaknya tanpa toleransi," ungkap Kim Son Gyong.

"(Oleh karenanya) kami menyarankan agar Sekjen Guterres untuk berhati-hati dalam membuat pernyataan dan perbuatan berbahaya seperti menuangkan bensin ke api," imbuh dia.

Sebelumnya pada Kamis (11/8) pekan lalu, Pyongyang menyalahkan Seoul atas wabah Covid-19 di Korut dan mengancam akan memusnahkan otoritas Seoul.

Korut telah melakukan uji coba senjata yang memecahkan rekor sepanjang tahun ini, termasuk menembakkan misil balistik antarbenua (intercontinental ballistic missile/ICBM) dari jarak penuh untuk pertama kalinya sejak 2017.

Bulan lalu, pemimpin Korut, Kim Jong-un, mengatakan negaranya siap untuk memobilisasi senjata penangkal nuklirnya dalam setiap konflik militer di masa depan dengan AS dan Korsel. AFP/I-1

Baca Juga: