SEOUL - Korea Utara (Korut) bersumpah untuk menghancurkan secara total musuh-musuhnya jika terjadi perang dan ketika pemimpin Kim Jong-un memberikan perintah, media pemerintah KCNA melaporkan pada Minggu (28/7).
Pejabat senior militer termasuk Kolonel Angkatan Darat, Ri Un Ryong, dan Letnan Komandan Angkatan Laut Yu Kyong Song, melontarkan komentar tersebut karena kebencian yang meningkat terhadap Amerika Serikat (AS) dan Korea Selatan (Korsel) pada pertemuan tanggal 27 Juli yang dihadiri oleh Kim Jong-un saat memperingati hari gencatan senjata Perang Korea ke-71, lapor KCNA.
Korut dan AS tidak memiliki hubungan diplomatik dan pembicaraan mengenai pengurangan ketegangan dan denuklirisasi Korut telah terhenti sejak 2019. Media pemerintah Korut baru-baru ini mengatakan mereka tidak memperkirakan hal tersebut akan berubah, tidak peduli siapa presiden AS terpilih berikutnya.
Sambil menuduh AS dan Korsel sangat ingin memprovokasi perang nuklir, para pejabat militer Korut berjanji untuk memperkuat efisiensi perang untuk melancarkan serangan besar-besaran terhadap musuh kapan saja dan tanpa penundaan, dan menghancurkan mereka sepenuhnya jika hal tersebut benar-benar terjadi dan Panglima Tertinggi Kim Jong-un memberi perintah.
Korut meneken perjanjian gencatan senjata dengan AS dan Tiongkok pada 27 Juli 1953 hingga mengakhiri permusuhan dalam perang tiga tahun tersebut. Karena permusuhan berakhir dengan gencatan senjata bukan perjanjian, berarti antara Korut dan Korsel secara teknis masih berperang. AFP/I-1