Situasi di Semenanjung Korea kian panas setelah Korut mengancam akan mengirimkan persenjataan barunya ke perbatasannya setelah Korsel menangguhkan perjanjian militer.

SEOUL - Korea Utara (Korut) pada Kamis (23/11) mengatakan bahwa pihaknya akan mengerahkan senjata baru dan angkatan bersenjata yang lebih kuat ke perbatasan dengan Korea Selatan (Korsel), sementara agen mata-mata Seoul mengatakan Pyongyang telah menerima bantuan Russia untuk berhasil menempatkan satelit mata-mata militer ke orbit.

Peluncuran Malligyong-1 pada Selasa (21/11) lalu adalah upaya ketiga Pyongyang untuk menempatkan satelit pengintai militer di angkasa setelah dua kali kegagalan pada Mei dan Agustus lalu.

Media pemerintah Korut mengklaim beberapa jam setelah peluncuran bahwa pemimpin Kim Jong-un sudah mendapatkan gambar pangkalan militer AS di Guam yang dikirimkan oleh satelit yang baru diluncurkan itu.

Badan Intelijen Nasional Korsel (NIS) mengatakan kepada anggota parlemen bahwa peluncuran tersebut sukses namun memperingatkan bahwa masih terlalu dini untuk mengatakan apakah satelit tersebut berfungsi seperti yang diklaim Pyongyang, dan menambahkan bahwa Korut telah menerima masukan dari Russia setelah Kim Jong-un bertemu dengan Presiden Russia, Vladimir Putin, pada September lalu.

"Setelah pertemuan puncak dengan Putin, Korut memberikan Moskwa cetak biru dan data yang relevan dengan peluncuran satelit pertama dan kedua. Russia kemudian menganalisis data tersebut dan memberikan umpan balik kepada Korut," kata badan tersebut kepada anggota parlemen, menurut pengarahan yang diberikan oleh anggota parlemen Yoo Sang-bum.

Meskipun Korut mengklaim satelit tersebut sudah berfungsi, NIS yang mengumpulkan dan menganalisis puing-puing dari salah satu peluncuran Pyongyang yang gagal, dan menemukan bahwa satelit tersebut tidak memiliki kegunaan militer, mengatakan bahwa hal tersebut tidak mungkin dilakukan.

"Mengingat pengembangan satelit biasanya memakan waktu tiga tahun, klaim yang ada saat ini tidak menjamin kemampuan satelit Korut, kecuali Pyongyang benar-benar mempublikasikan foto-foto pangkalan Guam yang disebutkan," kata Yoo.

Tangguhkan Kesepakatan

Setelah peluncuran satelit Korut tersebut, Seoul menangguhkan sebagian perjanjian militer yang telah berusia lima tahun dan mengerahkan aset pengawasan dan pengintaian ke perbatasan, yang menurut Menteri Pertahanan Shin Won-sik pada Kamis adalah langkah penting untuk mempertahankan diri dari ancaman senjata nuklir yang semakin besar dari Utara.

Kementerian Pertahanan Korut menyebut tindakan Seoul itu sembrono dan mengatakan pihaknya juga akan menangguhkan secara penuh perjanjian tersebut dengan mengatakan bahwa Pyongyang tidak akan pernah terikat lagi dengan perjanjian tersebut dan akan segera meningkatkan keamanan perbatasannya sendiri.

Korut sekarang akan menerjunkan angkatan bersenjata yang lebih kuat dan perangkat keras militer jenis baru di wilayah sepanjang garis demarkasi militer," kata kementerian itu dalam sebuah pernyataan yang disiarkan oleh kantor beritaKCNA. AFP/I-1

Baca Juga: