SEOUL - Kim Yo-jong, saudara perempuan pemimpin Korea Utara (Korut) Kim Jong-un, mengatakan bahwa negaranya akan terus membangun kekuatan militer yang luar biasa dan terkuat untuk melindungi kedaulatan dan perdamaian regional. Hal itu dilaporkan kantor berita Korut,KCNA, pada Rabu (24/4).

Pada kesempatan itu Kim Yo-jong pun mengatakan bahwa serangkaian latihan militer oleh militer Amerika Serikat (AS) di wilayah tersebut pada 2024, dimulai dengan latihan tembakan langsung yang dilakukan dengan "gangster militer boneka Korea Selatan (Korsel)", mendorong lingkungan keamanan regional ke dalam kekacauan yang berbahaya.

"Kami akan terus membangun kekuatan militer yang luar biasa dan paling kuat untuk menjaga kedaulatan, keamanan, dan perdamaian regional kami," kata dia seperti dikutipKCNA.

"Dalam kurun waktu Januari tahun ini hingga sekarang, AS dan boneka-bonekanya telah melakukan sekitar 80 kali latihan militer gabungan, bahkan Korsel secara terpisah juga telah menggelar sekitar 60 latihan militer," ucap Kim Yo-jong.

Dengan mengutip setiap latihan gabungan antara Korsel, AS, dan Jepang yang dilakukan tahun ini, Kim Yo-jong menuduh negara-negara tersebut telah meningkatkan ketegangan regional dengan melakukan latihan militer gabungan hampir setiap pekan. Oleh karena itu adik perempuan dari Kim jong-un itu pun berjanji untuk terus meningkatkan kekuatan militer rezimnya yang luar biasa untuk melindungi kedaulatan, keamanan, dan perdamaian di kawasan.

Desakan Pyongyang

Militer AS dan Korsel sebelumnya memang telah melakukan serangkaian latihan dengan skala dan intensitas yang lebih besar dalam beberapa bulan terakhir berdasarkan janji para pemimpin kedua negara untuk meningkatkan kesiapan militer terhadap ancaman militer Korut.

Sekitar 100 pesawat militer melakukan latihan udara selama dua pekan pada bulan April, menurut militer Korsel.

Korut mengatakan latihan militer AS itu adalah persiapan perang nuklir melawan negaranya. Washington DC dan Seoul mengatakan latihan tersebut bersifat defensif dan rutin dilakukan untuk menjaga kesiapan.

Adapun dalam sebuah pernyataan terpisah yang dirilis oleh seorang pejabat Kementerian Luar Negeri Korut mengatakan bahwa Pyongyang mendesak Korsel dan AS untuk segera menghentikan pelaksanaan latihan gabungan.

Dia pun menuduh latihan tersebut sebagai tindakan unjuk kekuatan yang tidak bertanggung jawab, serta mendorong Semenanjung Korea ke dalam situasi yang tidak dapat diprediksi.

Pejabat itu mengklaim bahwa latihan taktis untuk menembakkan peluncur roket ganda superbesar rezimnya yang menyimulasikan serangan balik nuklir terhadap musuh pada Senin (22/04), adalah untuk pertahanan diri yang sah demi mencegah pecahnya perang. ST/KBS/I-1

Baca Juga: