JAKARTA - Kepala Staf Kepresidenan, Jenderal (Purn) Moeldoko, mengatakan banyak tantangan yang dihadapi pemerintah dalam melaksanakan agenda-agenda reformasi yang menjadi harapan masyarakat sejak 20 tahun lalu.

"Saya melihat ada tiga agenda reformasi yang masih menjadi tantangan kita bersama hingga hari ini," ucap Moeldoko, Senin (21/5).

Ketiganya, lanjut Moeldoko, yakni masih adanya praktik korupsi di lingkungan birokrasi dan pemerintahan, masih dirasakannya kesenjangan, dan rendahnya indeks pembangunan manusia di sejumlah wilayah di Indonesia.

Presiden Jokowi dan jajarannya mati-matian memperjuangkan tiga agenda reformasi tersebut melalui serangkaian kebijakan, mulai dari pembentukan "Saber Pungli",

penguatan kerangka regulasi untuk pencegahan korupsi, subsidi untuk rakyat miskin, sampai dengan kebijakan dan program afirmatif yang langsung menyasar kepada kelompok-kelompok masyarakat terbawah.

"Saya memastikan Presiden Jokowi menjalankan agenda reformasi dengan sebaik-baiknya.

Kebijakan dan program pemerintah hari ini dilaksanakan dengan mengambil pelajaran terbaik yang dilakukan oleh pemerintahan-pemerintahan sebelumnya, dan melakukan terobosan serta inovasi yang diperlukan untuk memecahkan persoalan sesuai dengan kebutuhan hari ini," kata Moeldoko.

Sementara itu, Ketua MPR, Zulkifli Hasan, menyebutkan reformasi telah melahirkan sistem baru. Kekuasaan yang sebelumnya ada di tangan MPR, sekarang langsung di tangan rakyat. Hal ini merupakan salah satu buah reformasi tahun 1998.

"Reformasi telah melahirkan sistem baru. Yang dulu puncak kekuasaan ada di MPR, sekarang kedaulatan langsung di tangan rakyat," kata Zulkifli acara Refleksi 20 Tahun Reformasi, di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin.

Selain Zulkifli, acara ini juga dihadiri Wakil Ketua DPR, Fahri Hamzah, tokoh reformasi, Amien Rais, dan beberapa tokoh lainnya. fdl/Ant/P-4

Baca Juga: