SEOUL - Polisi Korea Selatan telah menahan seorang pria yang diduga menikam seorang guru sekolah menengah dengan pisau pada Jumat (4/8) di kota Daejeon.

Penikaman terjadi setelah serangan terpisah yang tampaknya dilakukan secara acak sehari sebelumnya di dekat stasiun kereta bawah tanah yang sibuk di Seongnam. Sebanyak 14 orang terluka.

Pejabat di Kantor Polisi Metropolitan Daejeon tidak segera merilis data pribadi tersangka dalam serangan Jumat pagi terhadap guru di Sekolah Menengah Songchon. Tersangka seorang pria berusia akhir 20-an.

Menurut polisi, tersangka menunggu guru tersebut keluar dari ruang kelas sebelum menikamnya dan melarikan diri dari tempat kejadian. Menurut petugas, mereka saling mengenal.

Polisi dan otoritas pemadam kebakaran tidak merinci kondisi guru tersebut.

Serangan di Daejeon, sekitar 120 km di selatan Seongnam, terjadi beberapa jam setelah Presiden Yoon Suk-yeol menyerukan tindakan penegakan hukum yang tegas untuk memulihkan kepercayaan pada keselamatan publik setelah kekerasan yang terjadi pada Kamis. Dia menggambarkannya sebagai "serangan teroris terhadap warga negara tidak bersalah".

Setidaknya dua orang dalam kondisi kritis setelah serangan Kamis di Seongnam, di mana sebuah mobil menabrak trotoar sebelum pengemudinya keluar dan mulai menikam orang secara acak di sebuah pusat perbelanjaan yang terhubung dengan stasiun kereta bawah tanah Seohyeon.

Di antara lima orang yang terluka, dua orang dirawat di rumah sakit dalam kondisi kritis.Di antara sembilan orang yang ditikam, delapan dirawat karena luka serius, menurut pejabat departemen pemadam kebakaran Provinsi Gyeonggi.

Polisi sedang menginterogasi tersangka.Mereka tidak mengidentifikasi tersangka atau memberikan informasi langsung tentang motif pelaku.

Selama diinterogasi polisi, tersangka berbicara tidak jelas dan mengatakan sedang dibuntuti oleh seseorang, kata Park Gyeong-won, pejabat di kantor polisi distrik Bundang Gyeonggi.

Tersangka membeli dua pisau yang dia gunakan dalam penikaman dari pusat perbelanjaan yang berbeda pada hari Rabu, kata Park, tetapi tidak ada bukti jelas dia merencanakan serangan itu sebelumnya.

Foto-foto dari tempat kejadian memperlihatkan unit forensik memeriksa aula AK Plaza, tempat serangan itu terjadi pada Kamis.Sebuah hatchback Kia putih dengan jendela depan pecah dan ban depan pecah terlihat di trotoar dekat stasiun kereta bawah tanah.

Seorang saksi bernama Hwang Hee-woon mengatakan kepada televisi YTN, dia "mendengar suara dari lantai pertama yang terdengar seperti teriakan, sehingga pelanggan dan pekerja toko berkumpul di rel lantai dua dekat eskalator untuk melihat apa yang terjadi di bawah".

"Tiba-tiba ada yang memberitahu kami pelaku kejahatan itu sedang naik ke lantai dua, jadi kami lari panik," ujarnya.Dia akhirnya bersembunyi di dalam ruang penyimpanan berpendingin bersama beberapa karyawan mal.

Serangan hari Kamis adalah kasus penusukan massal kedua di negara itu yang melibatkan target acak dalam satu bulan.

Pada Juli, seorang pria bersenjatakan pisau menikam empat pejalan kaki di sebuah jalan di Seoul, menewaskan satu orang.Serangan dengan senjata api jarang terjadi di Korea Selatan, yang secara ketat mengontrol kepemilikan senjata. Namun tidak ada batasan berarti yang berlaku untuk pisau, termasuk peralatan dapur yang sering digunakan untuk menyerang.

Baca Juga: