SEOUL - Korea Selatan (Korsel) dan Amerika Serikat (AS) memulai latihan udara gabungan rutin, pada Senin (4/3), yang melibatkan jet-jet tempur mereka, bersamaan dengan latihan besar musim semi kedua sekutu itu, demikian pernyataan angkatan udara Korsel seperti dikutip Yonhap.

Seperti dikutip dari Antara, latihan militer lima hari yang disebut The Buddy Squadron dan dimulai di Pangkalan Udara Osan di Pyeongtaek, sekira 60 km sebelah selatan Seoul, itu merupakan bagian dari latihan Freedom Shield yang dimulai pada hari yang sama.

Latihan udara terbaru yang menandai latihan pertama pada 2024 itu akan mengerahkan sekitar 20 jet tempur, termasuk F-15K milik Korsel dan F-16 AS, untuk berlatih manuver pertahanan udara.

Latihan tersebut merupakan salah satu dari 48 latihan lapangan yang direncanakan kedua sekutu itu yang berlangsung bulan ini sehubungan dengan Freedom Shield, yang akan berjalan hingga 14 Maret.

Latihan 8 Kali

Kedua negara itu pertama kali melakukan latihan tingkat skuadron pada 1991 untuk meningkatkan kemampuan pilot jet tempur mereka, meskipun nama latihan gabungan itu telah beberapa kali berubah. Korsel dan AS akan menggelar latihan militer sebanyak delapan kali pada tahun ini.

Sebelumnya, Korea Selatan, Amerika Serikat, dan Jepang menjalankan latihan angkatan laut gabungan di perairan Semenanjung Korea bagian selatan menyusul peluncuran rudal hipersonik Korea Utara.

Latihan bersama itu dilakukan di perairan sebelah tenggara Pulau Jeju dengan melibatkan sembilan kapal perang milik ketiga negara, termasuk kapal induk berkekuatan nuklir AS USS Carl Vinson.

Kapal perusak Angkatan Laut Korsel yang dilengkapi sistem pertempuran Aegis serta kapal perusak kelas Congo Angkatan Laut Bela Diri Jepang juga ikut dalam latihan itu.

Latihan angkatan laut itu dimulai sehari setelah Korea Utara melakukan uji tembak rudal balistik jarak menengah berbahan bakar padat yang membawa hulu ledak hipersonik ke Laut Timur dalam peluncuran pertama rudal mereka tahun ini.

"Latihan angkatan laut tersebut bertujuan memperkuat daya tangkal dan kemampuan respons ketiga negara terhadap ancaman nuklir dan rudal Korea Utara serta ancaman-ancaman maritim," kata JCS dalam rilis pers.

"Latihan itu difokuskan pada respons atas ancaman keamanan maritim, termasuk pengangkutan senjata pemusnah massal, dan peningkatan kerja sama trilateral dalam membangun ketertiban internasional berbasis aturan," kata JCS.

Latihan angkatan laut tersebut adalah yang pertama kalinya setelah Washington dan sekutu-sekutunya di Asia meluncurkan sistem serentak terhadap peluncuran rudal Korea Utara.

Baca Juga: