SEOUL - Korea Selatan (Korsel) akan malakukan uji klinis terkait penggunaan campuran vaksin Covid-19 dari pengembang vaksin yang berbeda untuk digunakan sebagai suntukan dosis vaksin pertama dan kedua.

Ketua Bagian Analisis Vaksinasi di Direktorat Jenderal Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Korea (KDCA), Lee Yoo-kyeong, menyatakan dalam pengarahan pers pada Kamis (20/5) bahwa Institut Kesehatan Nasional Korea akan melakukan uji klinis penyuntikan vaksin dari pengembang vaksin yang berbeda untuk dosis pertama dan kedua bagi mereka yang telah menerima vaksin dosis pertama AstraZaneca.

"Hasil uji klinis ini akan digunakan sebagai data dasar untuk meningkatkan keamanan dan efek vaksinasi," kata Lee.

Saat ini di Korsel tidak diperbolehkan penyuntikan vaksin AstraZaneca dan Pfizer kepada satu orang. Akan tetapi, pemerintah Jerman dan Prancis telah memutuskan penggunaan vaksin AstraZeneca untuk vaksinasi suntikan dosis pertama dan vaksin Pfizer untuk dosis kedua. Uji klinis tersebut dilakukan terhadap 4-5 juta orang penerima suntikan vaksin AstraZeneca dosis pertama.

Sementara itu, angka pendaftaran vaksinasi kaum lanjut usia telah melebihi 50 persen. Angka tersebut secara terinci, yakni 60 persen kalangan berusia 70 -74, 55 persen kalangan berusia 65-69, dan 40 persen kalangan berusia 60-64. KBS/I-1

Baca Juga: