SEOUL - Militer Korea Selatan, pada Selasa (28/9), mengatakan Korea Utara menembakkan apa yang tampak seperti rudal jarak pendek dengan hulu ledak nuklir ke laut. Itu dilakukan ketika utusan Pyongyang untuk PBB bersikeras bahwa mereka memiliki hak yang tidak dapat disangkal untuk menguji senjatanya.

Menurut Kepala Staf Gabungan Korea Selatan, proyektil itu ditembakkan dari provinsi utara Jagang ke perairan lepas pantai timur, dan juru bicara Kementerian {ertahanan Jepang mengatakan kepada AFP bahwa itu "tampaknya rudal balistik".

"Tidak ada yang bisa menyangkal hak membela diri untuk DPRK (Republik Rakyat Korea)," kata Duta Besar Korea Utara untuk PBB, Kim Song, kepada Majelis Umum PBB di New York kurang satu jam kemudian.

Ini adalah yang terbaru dari serangkaian pesan campuran dari Pyongyang, yang datang beberapa hari setelah saudara perempuan pemimpin Kim Jong-un yang berpengaruh, Kim Yo-jong, sebagai penasihat kuncinya, menggantungkan prospek pertemuan puncak antar-Korea.

Saling Menghormati

Tapi, dia bersikeras "ketidakberpihakan" dan saling menghormati akan diperlukan, serta menyerukan Selatan untuk "berhenti melontarkan pernyataan kurang ajar". Kim Yo-jong mengutuk "standar ganda" kritik Korea Selatan dan Amerika Serikat (AS) terhadap perkembangan militer Korea Utara, sementara sekutu membangun kapasitas mereka sendiri.

Washington mengutuk peluncuran terbaru Korea Utara, menyebutnya sebagai "ancaman" bagi tetangga Pyongyang dan komunitas internasional. "Peluncuran ini melanggar beberapa Resolusi Dewan Keamanan PBB. Komitmen kami untuk pertahanan Republik Korea dan Jepang tetap kuat," kata Departemen Luar Negeri AS dalam sebuah pernyataan.

Dalam beberapa hari terakhir, Presiden Korea Selatan, Moon Jae-in, yang hanya tinggal beberapa bulan lagi menjabat, menegaskan kembali di Majelis Umum PBB seruannya yang sudah berlangsung lama, untuk sebuah deklarasi resmi dalam mengakhiri Perang Korea.

Baca Juga: