SEOUL - Korea Utara (Korut) meluncurkan beberapa misil balistik ke arah perairan lepas pantai timurnya, pada Minggu (5/6), menurut militer Korea Selatan (Korsel).

Peluncuran misil balistik itu dilakukan sehari setelah Korsel dan Amerika Serikat (AS) menyelesaikan latihan militer bersama pertama mereka yang melibatkan kapal induk AS dalam lebih dari empat tahun. "Militer kami mendeteksi delapan misil balistik jarak pendek Korut yang ditembakkan dari daerah Sunan di Pyongyang ke arah Laut Timur," kata Kepala Staf Gabungan Seoul (JCS).

"Peluncuran misil itu berlangsung selama sekitar 30 menit pada Minggu pagi," imbuh JCS. Dalam laporannya, JCS juga mengatakan bahwa pihak militer Korsel telah memperkuat pengawasan dan meningkatkan kewaspadaan untuk mengantisipasi peluncuran misil tambahan, dan menegaskan bahwa Korsel dan AS terus bekerja sama dan meningkatkan kesiapsiagaan penuh.

Peluncuran itu dilakukan hampir sehari setelah Korsel dan AS menyelesaikan latihan militer skala besar selama tiga hari yang melibatkan kapal induk bertenaga nuklir, USS Ronald Reagan. Latihan militer gabungan itu merupakan yang pertama sejak Presiden baru Korsel, Yoon Suk-yeol, menjabat bulan lalu, dan yang pertama melibatkan kapal induk sejak November 2017.

Pyongyang telah lama memprotes latihan bersama itu, menyebutnya sebagai latihan untuk melancarkan invasi. "Latihan tersebut mengonsolidasikan tekad kedua negara untuk secara tegas menanggapi setiap provokasi Korut sambil menunjukkan komitmen AS untuk memberikan pencegahan yang diperpanjang," kata JCS dalam sebuah pernyataan.

Go Myong-hyun, seorang peneliti di Asan Institute for Policy Studies, mengatakan peluncuran hari Minggu kemungkinan merupakan tanggapan terhadap manuver ASKorsel. "Tampaknya mereka menembakkan delapan misil karena skala latihan bersama telah meluas dalam pandangan mereka," kata Go.

Uji Coba Nuklir

Bulan lalu, selama pertemuan puncak dengan Yoon, Presiden AS, Joe Biden, mengatakan Washington DC jika perlu akan mengerahkan aset strategis sebagai bagian dari upaya untuk meningkatkan pencegahan.

Pyongyang sebelumnya telah menguji coba tiga misil, termasuk kemungkinan misil balistik antarbenua terbesarnya, Hwasong-17, hanya beberapa hari setelah Biden meninggalkan Korsel setelah pertemuan puncaknya dengan Presiden Yoon. Pejabat AS dan Korsel juga telah memperingatkan selama beberapa pekan terakhir bahwa Pyongyang mungkin akan melakukan uji coba nuklir ketujuh.

Meskipun sedang berjuang untuk menanggulangi wabah Covid-19 baru-baru ini, menurut pantauan citra satelit terbaru menyebutkan bahwa Korut telah melanjutkan pembangunan reaktor nuklir yang sudah lama tidak aktif.

Pyongyang juga dilaporkan telah menggandakan peningkatan program senjatanya tahun ini meskipun menghadapi sanksi ekonomi yang melumpuhkan. Kantor kepresidenan Korsel bulan lalu bahkan mengatakan bahwa Pyongyang telah melakukan uji coba perangkat peledak nuklir sebagai persiapan untuk uji coba nuklir pertamanya sejak 2017.

Baca Juga: