SEOUL - Korea Utara menembakkan dua rudal balistik jarak menengah pada Minggu (18/12), beberapa hari setelah Pyongyang mengumumkan keberhasilan uji motor berbahan bakar padat untuk sistem senjata baru, militer Seoul melaporkan.

Ketegangan militer di semenanjung Korea telah meningkat tajam tahun ini karena Pyongyang melakukan uji coba senjata yang belum pernah terjadi sebelumnya, termasuk peluncuran rudal balistik antarbenua tercanggih bulan lalu.

Kepala Staf Gabungan Korea Selatan mengatakan, pihaknya mendeteksi dua rudal balistik jarak menengah yang telah ditembakkan dari daerah Tongchang-ri di provinsi Pyongan Utara.

Rudal-rudal itu ditembakkan dari pukul 11.13 hingga pukul 12.05 waktu setempat ke Laut Timur, katanya, mengacu pada perairan yang juga dikenal sebagai Laut Jepang.

Mereka ditembakkan pada lintasan "tinggi" dan terbang sekitar 500 km, kata JCS dalam sebuah pernyataan. Intelijen Korea Selatan dan Amerika Serikat sedang menganalisis peluncuran "dengan mempertimbangkan tren terkini terkait pengembangan rudal Korea Utara".

Senin (19/12) pagi, media pemerintah Korea Utara mengatakan, Pyongyang telah melakukan "uji coba tahap akhir yang penting untuk pengembangan (a) satelit pengintaian" di Sohae Satellite Launch Ground, yang berlokasi di Tongchang-ri.

Korut menguji "motor berbahan bakar padat daya dorong tinggi" di Sohae pada Kamis lalu. Media pemerintah Korut menggambarkannya sebagai uji coba penting "untuk pengembangan sistem senjata strategis tipe baru lainnya".

"Mengingat rudal yang diluncurkan hari ini adalah rudal balistik jarak menengah, itu dinilai sebagai uji coba rudal balistik baru yang dilengkapi dengan mesin berbahan bakar padat yang diuji pada 15 Desember," kata Cheong Seong-chang, seorang peneliti di Institut Sejong.

Militer Korea Selatan "dengan keras" mengutuk peluncuran rudal pada hari Minggu tersebut dan menyebutnya sebagai "provokasi serius" serta "pelanggaran yang jelas" terhadap resolusi Dewan Keamanan PBB.

"Militer kami akan mempertahankan postur kesiapan yang kuat berdasarkan kemampuan untuk melakukan tanggapan yang luar biasa terhadap setiap provokasi oleh Korea Utara," tambahnya.

Daftar Keinginan Kim Jong Un

Terlepas dari sanksi internasional yang berat atas program senjatanya, Pyongyang telah membangun gudang rudal balistik antarbenua (ICBM).

Semua ICBM yang diketahui berbahan bakar cair, bagaimanapun, pemimpin Korea Utara Kim Jong Un telah menempatkan prioritas strategis pada pengembangan mesin berbahan bakar padat untuk rudal yang lebih canggih.

Roket berbahan bakar cair terkenal sulit dioperasikan dan membutuhkan waktu lama untuk mempersiapkan peluncuran, membuatnya lebih lambat dan lebih mudah bagi musuh untuk melihat dan menghancurkan.

Rudal berbahan bakar padat yang lebih mobile memiliki waktu persiapan yang jauh lebih singkat, dan lebih sulit dideteksi sebelum diluncurkan.

Daftar keinginan yang diungkapkan Kim tahun lalu termasuk ICBM berbahan bakar padat yang dapat diluncurkan dari darat atau kapal selam.

Uji motor terbaru adalah langkah menuju tujuan itu, tetapi tidak jelas seberapa jauh Korea Utara telah mengembangkan rudal semacam itu, kata para analis.

Pertemuan Partai

Arah kebijakan Korut untuk tahun depan akan dipaparkan pada pertemuan partai penting akhir bulan ini. Kantor Berita Pusat Korea resmi sebelumnya melaporkan, Kim mengatakan bahwa 2023 akan menjadi "tahun bersejarah".

Dalam beberapa tahun terakhir, Kim telah menyampaikan pidato setiap 1 Januari, tetapi dia baru-baru ini meninggalkan tradisi tersebut demi membuat pengumuman pada rapat pleno akhir tahun.

Dalam pidato terbarunya pada pertemuan tersebut, yang dirilis ke publik pada Hari Tahun Baru lalu, Kim fokus pada urusan rumah tangga.

Para ahli mengatakan, sementara Kim menahan diri untuk berbicara langsung ke Amerika Serikat tahun lalu, dia bisa mengubah nada bicaranya kali ini.

Kim mengatakan tahun ini bahwa dia ingin Korut memiliki kekuatan nuklir paling kuat di dunia, dan menyatakan negaranya sebagai negara nuklir yang "tidak dapat diubah".

AS dan Korea Selatan telah memperingatkan bahwa Pyongyang sedang bersiap untuk melakukan uji coba nuklir ketujuh.

Korea Utara berada di bawah berbagai sanksi Dewan Keamanan PBB atas aktivitas nuklir dan misilnya sejak 2006.

Baca Juga: