Adik dari pemimpin Korut, Kim Yo-jong, memperingatkan Seoul akan adanya respons mengerikan terhadap dugaan peluncuran pesawat nirawak Korsel yang mencapai ­Pyongyang.

SEOUL - Adik perempuan pemimpin Korea Utara (Korut), Kim Jong-un, pada Sabtu (12/10) memperingatkan bahwa Korea Selatan (Korsel) akan menghadapi bencana mengerikan jika pesawat tanpa awaknya mencapai Pyongyang lagi, sehari setelah menuduh Korselmeluncurkan droneke ibu kota Korut.

Peringatan itu diungkapkan setelah pada Jumat (11/10), Korut mengatakan bahwa Korsel telah mengirim pesawat tak berawak yang membawa selebaran propaganda ke wilayah udara Pyongyang pada 3 Oktober, dan kemudian lagi pada 9 Oktober dan 10 Oktober pekanini.

Menteri Pertahanan Korsel, Kim Yong-hyun, awalnya membantah klaim tersebut, tetapi Kepala Staf Gabungan (JCS) kemudian mengubah klaim tersebut dengan mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa mereka tidak dapat memastikan apakah tuduhan Korut itu benar atau tidak.

Kim Yo-jong, saudara perempuan pemimpin Korut dan juru bicara utama rezim, mengatakan penolakan Seoul untuk mengkonfirmasi tuduhan tersebut berarti bahwa pesawat tanpa awak tersebut dikirim oleh "para gangster militer" yang merujuk pada pasukan Seoul.

"Fakta bahwa pesawat tanpa awak adalah alat yang membawa selebaran tersebut merupakan inti dari keseriusan insiden baru-baru ini," kata Kim Yo-jong, mengacu pada selebaran anti-Korut,dalam sebuah pernyataan yang dirilis Sabtu (12/10).

"Momen saat pesawat tanpa awak milik Korselditemukan di langit ibu kota kita sekali lagi, tentu akan mengakibatkan bencana yang mengerikan," imbuh dia.

"Drone yang diduga dikirim oleh Korsel telah menyebarkan propaganda antirezim, dan selebaran tersebut dipenuhi dengan rumor yang menghasut dan sampah," lapor kantor beritaKCNA pada Jumat (11/10) serayamenggambarkan insiden tersebut sebagai "pelanggaran hukum internasional yang disengaja dan serangan militer yang serius.

Balon GPS

Meskipun ada upaya resmi untuk mencegah mereka melakukannya, aktivis Korsel telah lama menerbangkan balon berisi selebaran propaganda anti-Kim Jong-un dan materi lainnya, termasuk stik USB berisi K-pop dan drama televisi Korsel, yang melintasi perbatasan, dan semua itu diprotes oleh Korut.

Sebagai tanggapan, Korut yang pemerintahnya sangat sensitif terhadap akses rakyatnya terhadap produk budaya pop Korsel, telah meluncurkan lebih dari 6.000 balon pembawa sampah ke arah selatan sejak bulan Mei lalu.

Kantor berita Yonhap pada Minggu (13/10) melaporkan bahwa Korsel menemukan pemancar Sistem Pemosisian Global (GPS) di beberapa balon Korut yang diterbangkan melintasi perbatasan.

"Beberapa balon yang dikumpulkan oleh militer Korsel berisi perangkat transmiter GPS," lapor Yonhap yang mengutip keterangan dari JCS. "Kemungkinan GPS itu merupakan upaya Pyongyang untuk meningkatkan ketepatan upaya membuang sampah dan mengumpulkan data," imbuh Yonhap.

Sedangkan seorang pejabat militer Korsel mengatakan bahwa pihaknya sedang melacak kemungkinan apakah Korut mengembangkan teknologi mengapung dan mempersiapkan untuk situasi darurat.

Hubungan antara kedua Korea berada pada titik terendah dalam beberapa tahun, setelah perjanjian militer yang dimaksudkan untuk mengurangi ketegangan ditangguhkan sepenuhnya akibat insiden balon pada bulan Juni.

Pemimpin Korut, Kim Jong-un, baru-baru ini mengatakan bahwa negaranya akan menggunakan senjata nuklir tanpa ragu-ragu jika diserang oleh Korsel.

Pada tahun 2022, lima pesawat tak berawak Korut diketahui telah melintasi wilayah Korsel yang mendorong militer Korsel untuk melepaskan tembakan peringatan dan mengerahkan jet tempur walau jet tempur tersebut gagal menembak jatuh satu pun pesawat nirawak Korut. AFP/I-1

Baca Juga: