JAKARTA - Waktu kunjungan Kanselir Jerman Olaf Scholz ke Tiongkok dan sinyal apa yang akan diberikannya ke Beijing telah menimbulkan banyak pertanyaan di dalam negeri, kata seorang anggota Parlemen Eropa dari Jerman, Kamis (3/11).

VOA melaporkan, Jumat (4/11), Reinhard Butikofer dari Partai Hijau, yang merupakan bagian dari koalisi pemerintahan, mengatakan di Taiwan bahwa perjalanan satu hari Scholz adalah "mungkin kunjungan paling kontroversial yang diperdebatkan di negara itu selama 50 tahun terakhir.''

Scholz, yang akan mengunjungi Beijing pada Jumat (4/11), akan menjadi pemimpin Eropa pertama yang mengunjungi Tiongkok sejak invasi Rusia ke Ukraina, yang ditentang keras oleh Jerman. Beijing telah memberikan dukungan diplomatik kepada Moskow; menuduh AS dan NATO memprovokasi serangan itu; dan dengan pedas mengkritik sanksi-sanksi ekonomi yang dijatuhkan pada Rusia.

Beberapa pejabat di jajaran koalisi pemerintahan tiga partai Scholz mempertanyakan setidaknya waktu kunjungannya. Perjalanannya ke Ukraina dan Rusia pada Februari juga menimbulkan kontroversi.

Butikofer, yang merupakan bagian dari sekelompok anggota parlemen Eropa yang mengunjungi Taiwan, berbicara pada konferensi pers bersama dari kamar hotelnya, di mana ia dikarantinakan setelah dinyatakan positif Covid-19.

Kunjungan Scholz ke Beijing juga berlangsung ketika investasi Tiongkok di terminal peti kemas di pelabuhan Hamburg telah menimbulkan kekhawatiran di Washington dan di beberapa negara lain bahwa Tiongkok mendapatkan pegangan besar pada infrastruktur utama di negara sekutu mereka.

Tiongkok adalah mitra dagang terbesar Jerman pada 2021 untuk tahun keenam berturut-turut, sumber impor tunggal terbesarnya, dan tujuan ekspor nomor 2 setelah Amerika Serikat.

Baca Juga: