BANDA ACEH - Pembangunan jalan tol di tiap wilayah memiliki keistimewaan dan keunikan tersendiri. Begitu pula dengan Tol Sigli-Banda Aceh (Sibanceh) sepanjang 74 kilometer (km) yang merupakan ruas tol paling barat Indonesia.

Selain jalurnya yang menantang melalui gunung dan lembah, salah satu ruas tol Trans Sumatera itu dalam pengerjaannya juga mengakomodasi kearifan lokal seperti tidak bekerja di waktu tertentu. Hal yang paling unik dan belum pernah ada pada pembangunan jalan tol sebelumnya yakni memberi akomodasi di beberapa ruas tol yang diyakini sebagai tempat perlintasan satwa liar, seperti gajah, reptil, dan primata.

"Dalam membangun tol Sibanceh, Adhi Karya sebagai kontraktor juga mengakomodasi keberadaan satwa liar sebagai komitmen perseroan untuk tetap melestarikan alam," kata Project Manager PT Adhi Karya untuk pembangunan Tol Sibanceh, Rony Kusumanegara, di Banda Aceh, akhir pekan lalu.

Menurut Rony, Tol Sibanceh sangat ramah dan mengakomodasi kepentingan satwa atau binatang seperti gajah, reptil, dan primata yang menghuni hutan di sekitar jalan tol. "Kami bekerja sama dengan Dinas Lingkungan Hidup setempat untuk memberikan fasilitas perlintasan bagi satwa untuk menyeberangi jalan tol secara aman dan lancar," katanya.

Satwa itu dibangunkan fasilitas berupa pintu perlintasan khususnya gajah di stasiun kilometer 13. Pertimbangan membuat perlintasan, karena gajah mempunyai kebiasaan akan selalu melintas di tempat biasa mereka lewat. Kalau gajah dibuatkan perlintasan berupa terowongan, maka berbagai satwa seperti reptil, baik ular maupuan kadal dibuatkan perlintasan khusus yang sudah dikonsultasikan dengan dinas lingkungan hidup.

Sedangkan, satwa seperti Primata jalurnya dibangun melintas di atas jalan tol. Saat ini sudah dibangun dua stasiun perlintasan satwa yakni di KM 9 dan KM 13.

Pelestarian Alam

Deputi Project Manager Pembangunan Tol Sibanceh, PT Adhi Karya, Tito Waluyo, dalam kesempatan yang sama menyatakan kalau pihaknya ingin menjunjung kearifan lokal. Adhi Karya tidak hanya menghormati kearifan lokal menyangkut aspek manusianya, bahkan satwa pun juga dihormati keberadaannya.

Baca Juga: