Kontraktor minyak dan gas bumi (migas) diharapkan segera menambah investasi seiring peningkatan kembali harga minyak mentah global sejak bulan ini.

JAKARTA - Memasuki awal bulan ini, harga minyak dunia membaik berkisar 60-70 dollar AS per barel. Peningkatan harga ini lebih cepat dari perkiraan.

Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha SKK Migas, Dwi Soetjipto, menyampaikan situasi harga minyak dunia yang pulih lebih cepat dan pada Maret 2021 bahkan telah melebihi rata-rata harga minyak dunia pada 2019. "Diharapkan dapat mendorong KKKS (Kontraktor Kontrak Kerja Sama) meningkatkan kegiatan eksplorasi di luar program yang telah disepakati pada work, program, dan budget 2021," ucap Dwi, di Jakarta, Selasa (23/3)

Dwi menyebut salah satu kontraktor sudah mulai menambah investasinya, yaitu BP Indonesia. KKKS itu berniat meningkatkan investasinya di Indonesia untuk meningkatkan cadangan Tangguh di Papua dengan nilai investasi sekitar empat miliar dollar AS.

Perihal keinginan BP Indonesia dikemukakan pada pekan lalu saat bertemu dengan manajemen SKK Migas. Manajemen BP menyampaikan akan meningkatkan investasi di Indonesia, yaitu melakukan pengembangan di Lapangan Ubadari serta Carbon Capture, Utilization and Storage (CCUS).

"Kami menyambut gembira karena berarti usaha-usaha yang dilakukan SKK Migas dan pemerintah untuk meningkatkan investasi, membuahkan hasil," ujar Dwi.

Investasi untuk pengembangan Lapangan Ubadari dimaksudkan untuk meningkatkan cadangan terbukti, yang nantinya gas yang dihasilkan akan digunakan untuk mendukung operasional kilang LNG (gas alam cair) Tangguh1, 2, dan 3. Apabila terealisasi, hal itu dapat digunakan untuk melakukan perluasan pasar. Lapangan Ubadari ditemukan pada 1997 dan mulai dilakukan pemboran eksplorasi pada 2017.

BP juga berkeinginan mengembangkan dan menerapkan CCUS di Tangguh, yaitu teknologi yang dapat menangkap CO2 yang dilepaskan ke atmosfer. CCUS merupakan teknologi akan mengurangi emisi CO2.

Ratusan Cekungan

Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Tutuka Ariadji, menyebut Indonesia memiliki 128 cekungan migas, 20 di antaranya sudah berproduksi, 27 ditemukan namun belum berproduksi, 13 belum ditemukan, dan 68 belum dilakukan pemboran. Dari gambaran tersebut, prospek hulu migas Indonesia masih cukup baik.

"Dengan 128 cekungan migas tersebut, dapat dikatakan di Indonesia terdapat potensi cekungan yang mampu meningkatkan cadangan dan produksi migas ke depan," ujar Tutuka.

Baca Juga: