JAKARTA- Hampir sembilan bulan sejak kasus Covid-19 dilaporkan di akhir Januari 2020, virus Covid-19 telah menginfeksi 38 juta penduduk dunia dan menyebabkan kematian dari hampir 1,1 juta orang.

Data dari Johns Hopkins University, WHO dan Bloomberg memperlihatkan penyebaran virus telah mencapai 180 negara dan teritori di dunia. Hanya Antartika satu-satunya benua yang belum dihinggapi oleh virus Corona.

Chief Economist CIMB Niaga, Adrian Panggabean dalam Economic Notes kuartal III-2020 di Jakarta, Rabu (14/10)mengatakan, episentrum krisis pun terus bergerak. Mulai dari Tiongkok, bergeser ke Eropa, berpindah ke Brazil dan India, kemudian ke Amerika Serikat (AS).

Per 14 Oktober 2020, ada empat negara yang kasus infeksi virus Covid-19 mencapai angka jutaan orang yaitu AS (7,9 juta), Brazil (5,1 juta), India (7,2 juta), dan Rusia (1,3 juta). Keempatnya menyumbang sekitar 56,6 persen dari total kasus dunia.

Akibatnya, 140 atau lebih negara di dunia telah memberlakukan pembatasan terhadap pelintas negara, yang kemudian berimbas pada turunnya aktivitas perekonomian global. Harapan akan cepat pulihnya aktivitas sosioekonomi kembali menipis karena terjadinya kembali pasang naik dalam kasus infeksi di banyak negara, misalnya di AS, Jerman, Perancis, Spanyol, Italia dan Belanda.

"Efeknya secara ekonomi, hampir semua negara di dunia akan mengalami kontraksi. Rentang proyeksi dari pertumbuhan ekonomi global berada di kisaran -5 sampai -4 persen di tahun 2020, terburuk dalam 80 tahun terakhir," kata Adrian..

Ekonomi global diperkirakan akan rebound secara parsial (ke kisaran +3 sampai +4 persen) di 2021. Namun, proyeksi pertumbuhan 2021 diwarnai ketidakpastian yang tinggi karena tahun depan nampaknya masih akan disertai flukutuasi bisnis yang tajam, dan pemulihan yang tidak merata antar negara.bud/E-9

Baca Juga: