JAKARTA - Pemerintah melalui Kementerian Pertanian (Kementan) mengawal pasokan sayuran dari Sukabumi, Jawa Barat. Perhatian itu diberikan agar distribusi sayur dari daerah itu tidak terganggu selama perpanjangan Pemberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat Level 1-4.

Direktur Jenderal Holtikultura Kementan Prihasto Setyanto mengatakan, pihaknya melakukan pengawalan dan pendampingan termasuk memberikan bantuan dalam bentuk sarana produksi (saprodi) berupa benih, plastik mulsa, hingga pupuk yang diserahkan pada Juni dan Juli.

Upaya tersebut merupakan tindak lanjut arahan dan instruksi Menteri Pertanian untuk tetap memberikan pendampingan serta pengawalan terhadap pertanian untuk menunjang produktivitas. "Dengan adanya bantuan ini, Sukabumi mampu secara kontinyu memenuhi permintaan sayuran segar dari Jakarta di masa PPKM level 4," ucap Prihasto di Jakarta, Rabu (11/8).

Sukabumi merupakan salah satu daerah pengembangan dari program Kampung Hortikultura 2021 yang dicanangkan oleh Ditjen Holtikultura sebagai kawasan cabai dan sayuran daun.

Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Sukabumi Sudrajat mengatakan bahwa Sukabumi merupakan salah satu sentra produksi sayuran yang secara rutin tetap mampu memasok sayuran ke kota Jakarta dan Bandung dimasa PPKM ini. Sentra utama sayuran di Kab. Sukabumi terdapat di 3 kaki gunung yaitu Gunung Gede, Salak dan Halimun.

"Dari ketiga kawasan sentra sayuran inilah mengalir pasokan aneka sayuran seperti kubis, wortel, bawang daun, pakcoy, caisim, bawang merah, bawang daun, buncis, cabai keriting dan lain sebagainya untuk memenuhi kebutuhan akan bahan pangan masyarakat," terang Sudrajat.

Bidik Pasar

Direktur Sayuran dan Tanaman Obat Ditjen Holtikultura Kementan, Tommy Nugraha menyampaikan, untuk pasokan sayuran yang dipasok saat ini dari Kab. Sukabumi, mampu memenuhi dan menopang kebutuhan akan aneka sayuran di masa PPKM.

Tommy menambahkan harga aneka sayuran memang fluktuatif namun masih dalam batas yang wajar. Untuk itu, kelompok tani diharapkan mampu melatih dan meningkatkan kreativitas dalam memasarkan hasil produksinya.

"Harga sayuran itu relatif fluktuatif. Namun, masih dalam batas harga yang wajar. Di saat seperti ini, diharapkan munculnya kreativitas dari kelompok-kelonpok tani untuk mampu memasarkan sayuran hasil produksinya lewat saluran pemasaran daring agar tetap mampu bertahan di masa PPKM," tutup Tommy.

Baca Juga: