JAKARTA-Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi DKI Jakarta (KPw BI Prov. DKI Jakarta) menegaskan perlunya sinergitas dalam mendorong perekonomian Jakarta. Hal itu diperlukan untuk memperkuat ketahanan dan kebangkitan ekonomi nasional.

Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia DKI Jakarta, Sahminan, menyampaikan, di tengah dinamika dan tingginya ketidakpastian ekonomi global, perekonomian Jakarta pada triwulan III 2023 tetap tumbuh kuat, mencapai 4,93 persen (yoy).

Dari sisi pengeluaran, konsumsi rumah tangga menjadi penopang utama yang didorong oleh mobilitas yang lebih tinggi dan maraknya pelaksanaan Meetings, Incentives, Conferences and Exhibitions (MICE) serta berbagai event nasional dan internasional.

"Investasi juga tetap tumbuh tinggi sejalan dengan berlanjutnya proyek strategis pemerintah dan swasta. Di sisi lain, konsumsi Pemerintah dan ekspor menjadi penahan laju pertumbuhan lebih tinggi,"ungkapnya dalam Pertemuan Tahunan Bank Indonesia (PTBI) tahun 2023 pada Rabu, (29/11)

Dari sisi lapangan usaha (LU) terangnya, beberapa sektor utama dengan pangsa terbesar di Jakarta turut mendorong tingginya pertumbuhan ekonomi. LU infokom menjadi sektor dengan kontributor tertinggi sejalan dengan semakin meningkatnya pemanfaatan teknologi digital serta semakin menggeliatnya industri perfilman di Jakarta.

Pertumbuhan ekonomi Jakarta yang kuat juga didukung oleh perbaikan intermediasi perbankan dan stabilitas sistem keuangan yang tetap terjaga. Hal ini tercermin dari peningkatan kredit, khususnya kredit investasi, sementara rasio kredit bermasalah / Non Performing Loan (NPL) juga cukup rendah, di bawah 2 persen.

Inflasi Jakarta terkendali dalam sasaran inflasi 3±1 persen sebesar 2,08 persen (yoy) pada Oktober 2023, lebih rendah dari inflasi nasional (2,56 persen, yoy) maupun gabungan kota di Jawa. "Terjaganya inflasi Jakarta, merupakan hasil nyata dari konsistensi kebijakan moneter serta eratnya sinergi pengendalian inflasi antara Bank Indonesia dan Pemerintah dalam TPIP dan TPID, utamanya melalui penguatan program Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP),"ujar Sahminan.

Keberhasilan Jakarta dalam mengendalikan inflasi mendapatkan apresiasi berupa penghargaan TPID Award 2022 Kategori Provinsi Terbaik Wilayah Jawa-Bali, dan penghargaan insentif fiskal dari Kemendagri atas pengendalian inflasi daerah periode semester I dan II 2023.

KPw BI Provinsi DKI Jakarta sebagai mitra pemerintah daerah turut mendukung akselerasi pertumbuhan ekonomi DKI Jakarta yang kuat pada tahun 2023 melalui beberapa kegiatan flagship antara lain Jakarta Kreatif Festival, Jakarta Investment Forum dan Investment Outreach di Jakarta dan Tokyo, serta Jakarta Economic Forum (JEF).

Tidak hanya itu, Bank Indonesia Provinsi DKI Jakarta juga secara konsisten berupaya memperkuat sektor rill melalui pengembangan UMKM dan pengembangan usaha di Pondok Pesantren. "KPwBI DKI Jakarta berkolaborasi dengan berbagai pihak menciptakan ekosistem usaha yang terintegrasi melalui tiga pilar, yaitu penguatan korporatisasi, peningkatan kapasitas, dan akses pembiayaan,"ucap Sahminan

Dalam rangka memperkuat ekosistem digital, KPw BI Provinsi DKI Jakarta juga berkolaborasi dengan Tim Percepatan dan Perluasan Digitalisasi (TP2DD) mendorong elektronifikasi transaksi Pemerintah Daerah serta digitalisasi transportasi dan bantuan sosial, salah satunya melalui perluasan penggunaan QRIS.

Selama periode Januari-Oktober 2023, jumlah pengguna baru QRIS di Jakarta mencapai 995,9 ribu, sehingga secara akumulasi telah mencapai 5,5 juta atau 12,7 persen pangsa nasional. Adapun dari sisi volume, tercatat sebesar 592,2 juta transaksi. Pencapaian tersebut berhasil mengantarkan DKI Jakarta memperoleh apresiasi dengan memperoleh penghargaan TP2DD Award 2023 kategori Provinsi Terbaik Wilayah Jawa dan dan Bali.

Di tengah masih tingginya ketidakpastian ekonomi global, perekonomian Jakarta pada tahun 2024 diperkirakan masih akan tumbuh kuat, yaitu pada kisaran 4,8-5,6 persen. Prakiraan tersebut didukung oleh masih optimisnya keyakinan konsumen, semakin tingginya aktivitas MICE dan event, serta berlanjutnya proyek strategis Pemerintah dan swasta.

Inflasi Terkendali

Inflasi Jakarta 2024 juga diprakirakan akan tetap terkendali, dengan sasaran inflasi yang semakin rendah, yaitu sebesar 2,5±1 persen. Namun demikian, masih terdapat sejumlah risiko yang perlu diwaspadai, antara lain perlambatan ekonomi global, berlanjutnya ketegangan geopolitik, serta masih tingginya inflasi global dan Fed Fund Rate.

Oleh karena itu, diperlukan komitmen dan sinergi kebijakan yang kuat dalam menghadapi berbagai risiko tersebut, diantaranya melalui tiga strategi utama. Pertama, memperkuat peran Jakarta sebagai lokomotif utama perekonomian nasional.

Kedua, memperkuat sinergi TPID, melalui penguatan program GNPIP seperti perluasan Kerjasama Antardaerah, Digital Urban Farming, dan kampanye bijak berkonsumsi. Penguatan sinergi TPID dalam pengendalian inflasi termasuk dengan daerah sekitarnya terutama Bodetabek.

Ketiga, memperkuat eksosistem digital yang juga menyasar pada sektor ekonomi potensial seperti pariwisata, pendidikan, dan kesehatan.

"Selain itu, juga diperlukan inovasi kebijakan dalam pengembangan ekonomi dan keuangan syariah, ekonomi dan keuangan hijau, serta UMKM guna mewujudkan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan,"pungkasnya.

Baca Juga: