BEIJING - Media Tiongkok terkemuka, South China Morning Post, Selasa (28/11) melaporkan masyarakat negara itu lebih memilih memesan makanan antar lewat daring, daripada makan mie instan. Pengamat menilai tren tersebut menunjukkan konsumen lebih mementingkan kesehatan daripada besarnya uang yang dikeluarkan.

National Business Daily edisi Minggu (26/11) yang mengutip data asosiasi industri menyebutkan, penjualan mie instan turun sebanyak 8 miliar bungkus antara 2014 sampai 2016. Sedangkan pesanan makanan antar lewat daring sejak 2011 mengalami peningkatan hingga delapan kali lipat.

"Pertumbuhan pesat bisnis makanan antar pesan daring telah menjatuhkan penjualan mie instan," kata mantan eksekutif mesin pencari terbesar di Tiongkok, Baidu Waimai, Wang Yaohong.

"Masyarakat kelas menengah Tiongkok yang sedang tumbuh telah kehilangan minat mengkonsumsi mie instan karena memilih makanan yang lebih sehat lewat pesanan antar daring, membuat bisnis pesan antar makanan daring mengalami pertumbuhan pesat dalam beberapa tahun terakhir," ucap Wang.

Wang menambahkan, faktor tenaga kerja yamg murah, persaingan antara produsen besar mie instan membuat harga turun, justru membuat konsumen memilih makanan pesan antar yang dapat tersedia dalam waktu hanya 30 menit.

"Terkadang konsumen makanan pesan antar daring bisa mendapat harga lebih murah daripada membeli mie instan," ujarnya.

Sementara itu Direktur Riset Penjualan Global dari China Council for the Promotion of International Trade, Zhao Ping, mengatakan pada media bahwa angka tersebut menunjukkan orang Tiongkok lebih menginginkan makanan bergizi ketimbang sekedar mengenyangkan perut.

"Perubahan perilaku konsumen itu telah memukul produsen mie instan. Penjualan produsen mie instan terbesar Tiongkok, Master Kong, yang sempat mengalami peningkatan empat kali lipat, senilai 4,3 miliar dollar AS, sejak 2006 hingga 2013, pada tiga tahun berikutnya justru anjlok sebesar 3,2 miliar dollar AS," ujar Zhao.

Ubah Kebijakan

Menurut World Instant Noodles Association, masyarakat Tiongkok mengkonsumsi 46,2 miliar bungkus mie instan pada 2013, sebelum mengalami penurunan hingga 38,5 miliar bungkus pada 2016.

Data statistik Statista menyebut, rata-rata dalam satu tahun orang Tiongkok menghabiskan 40 bungkus mie instan. Jumlah itu masih di bawah angka konsumsi masyarakat Indonesia, Vietnam, dan Korea Selatan. Sementara pesan antar makanan daring Tiongkok, menjadi yang tertinggi di dunia dengan menyumbang 20 persen pendapatan secara global.

Menanggapi hal itu, pada September lalu kabinet Tiongkok mengubah kebijakan yang bisa mendorong industri makanan untuk lebih fokus pada produk makanan instan dan beku untuk merespons perubahan tren pola makan dari warganya.SB/SCMP/I-1

Baca Juga: