JAKARTA - Sekretaris Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Migas (SKK Migas), Taslim Z Yunus menjamin kepastian pasokan gas untuk kebutuhan domestik. Lembaga pembina hulu migas itu berharap semakin banyak industri yang menggunakan gas bumi, soalnya rata rata pertumbuhan pemanfaatan gas bumi domestik masih rendah yakni hanya satu persen.

Taslim berharap PLN segera mengestimasi kira kira dari lapangan gas mana pasokan energi yang bisa digunakan untuk operasional BUMN Kelistrikan itu. Apalagi perusahaan plat merah itu merupakan pengguna gas terbesar.

"Ini penting seiring dengan rencana pemerintah yang akan mengurangi penggunaan energi dari pembangkit batubara pada 2025," ungkapnya dalam diskusi terkait arah baru industri migas di Jakarta, Rabu (22/9).

Adapun gas terang dia memegang peranan penting hingga 2050 sebagaia transisi menuju energ baru dan terbarukan (EBT). Pasokan gas akan dapat memenuhi kebutuhan gas bumi Indonesia hingga 2030, bahkan terdapat potensi untuk kelebihan pasokan gas yang perlu dikomersialkan, sehingga perlu ada industri untuk menyerapnya. Kepastian serapan bisa merangsang minat investor untuk berinvestasi di hulu migas.

Pemerintah terang Taslim terus berupaya untuk mendorong produksi gas bumi sebesar 12 MMSCFD (million standard cubic feet per day) pada 2030, seiring dengan target produksi minyak bumi sebesar 1 juta barel per hari. Caranya dengan mengusulkan insentif fiskal untuk meningkatkan investasi migas.

Khusus untuk infrastruktur, SKK Migas bekerja sama dengan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) serta seluruh stakeholder untuk meningkatkan pemanfaatan gas bumi.

Pada kesempatan yang sama Kepala Divisi Monetisasi Migas SKK Migas Agus Budiyanto mengakui pemanfaatan gas bumi masih rendah. Sejak 2012 rata rata pertumbuhan pemanfaatan gas bumi oleh pembeli dalam negeri hanya 1 persen per tahun.

Turut hadir dalam diskusi itu, Direktur Pembina Program Migas Kementerian ESDM Dwi Anggoro Ismukurmianto, Direktur Energi Primer PLN Rudi Hendra Prastowo, Direktur Infrastruktur dan Teknologi PGN Achmad Muchtasyar, Presiden Direktur Tokyo Gas Indonesia Mikio Matsumoto dan Direktur Eksekutif Energi Wacth Mamit Setiawan.

Baca Juga: