JAKARTA - Konsumsi bahan bakar minyak (BBM) jenis gasoline selama periode Natal dan Tahun Baru (Nataru) naik hingga 15 persen dari rerata kebutihan normal. Meski demikian, penyaluran BBM selama periode libur Nataru terjaga.

Hal itu dilaporkan oleh Posko sektor Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) periode Nataru yang dikoordinir oleh Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas).

"Selama periode posko Nataru, dibandingkan penyaluran normal, secara rata-rata terdapat kenaikan penyaluran gasoline sebesar 4,5 persen dan avtur sebesar 1,8 persen. Sedangkan gasoil turun sebanyak 3,9 persen," terang Kepala BPH Migas Erika Retnowati ketika konferensi pers penutupan posko sektor ESDM, Senin (8/1).

Erika menguraikan kenaikan penyaluran gasoline tertinggi secara nasional terjadi pada arus mudik pada 23 Desember 2023, dengan kenaikan sebesar 15,73 persen dari penyaluran normal. Sementara untuk arus balik, terjadi kenaikan penyaluran gasoline pada 26 Desember 2023 dengan peningkatan sebesar 8,56 persen.

"Pada arus balik II juga terdapat peningkatan gasoline sebesar 9,14 persen, yang terjadi pada 3 Januari 2024," imbuhnya.

Dibandingkan periode Nataru tahun lalu, imbuh Erika, penyaluran gasoline mengalami kenaikan sebesar 4,6 persen dan avtur sebesar 10, tetapi penyaluran gasoil turun 0,4 persen.

Meskipun terdapat kenaikan, Erika menyebutkan, penyaluran BBM secara umum dalam kondisi aman dengan coverage days stok BBM nasional berkisar antara 3-64 hari. Satgas telah berkoordinasi dengan stakeholder terkait untuk siap siaga dalam menghadapi potensi lonjakan.

"Pada periode ini, telah disiagakan sebanyak 116 Terminal BBM, 7.897 SPBU, 5.480 Pertashop, dan 71 DPPU. Serta dengan layanan BBM tambahan berupa SPBU Siaga, Kiosk Pertamina Siaga, Motorist, dam Mobil Tangki Standby," tuturnya.

Pasokan Listrik

Kemudian, selama masa libur Nataru kondisi pasokan listrik di wilayah pengusahaan PT PLN dalam kondisi aman. Erika menyebutkan, selama perayaan Natal pada 25 Desember 2023, sebanyak 23 sistem dalam kondisi normal dan satu sistem dalam kondisi siaga, yaitu sistem Lombok.

"Dengan rincian daya mampu pasok (DMP) nasional sebesar 42.796,5 MW dan sementara beban puncak (BP) berada di angka 36.087,76 MW," tuturnya.

Untuk kondisi kelistrikan pada tahun baru pada 1 Januari 2024, Erika mengatakan 23 sistem dengan kondisi normal dan satu sistem, yaitu sistem Lombok mengalami defisit. Dengan DMP nasional sebesar 43.276,78 MW dan BP sebesar 34.981,78 MW.a

Baca Juga: