Keluhan penurunan kualitas Pertalite ini marak semenjak pemerintah menaikkan harga BBM bersubsidi ini.

JAKARTA - Keluhan borosnya bahan bakar minyak (BBM) jenis pertalite di dunia maya tak kunjung reda. Padahal, PT Pertamina (Persero) telah menepis terjadinya penurunan kualitas BBM subsidi tersebut.

Sayangnya, bantahan itu tak membuat keluhan konsumen kendor. Akun Twitter OndeOnde, misalnya, mempertanyakan kenapa konsumsi BBM motornya cepat habis. "Ini kenapa pertalite semakin boros banget ya, apa setingan motorku yang salah," tulisnya, Selasa (27/9).

Keluhan sama juga disampaikan akun Guardian of Bekasi. "Gue kira kemarin driver gua, becanda. Waktu dia bilang abis ngisi bensin pagi, terus sore sudah habis lagi," tulisnya.

Keluhan borosnya pertalite ini marak semenjak pemerintah menaikkan harga BBM bersubsidi ini. Para pengemudi ojol, misalnya, mengaku tak seperti biasanya. Dengan rute yang hampir sama setiap hari, disebutkan kali ini semakin boros. Bahkan ada yang mengira ini hanya siasat agar pelanggan beralih ke BBM yang lebih mahal.

Dihubungi terpisah, Direktur Eksekutif Energi Watch, Mamit Setiawan, mengatakan sebenarnya yang terjadi bukan karena kualitas menurun. Dia yakin perusahaan sekelas Pertamina tidak mungkin melakukan kecurangan yang merugikan pelanggan.

"Ini lebih kepada kebiasaan yang selama ini dilakukan konsumen. Misalnya dulu mereka beli 20 ribu dapat 2,6 liter, saat ini mereka dapatnya hanya dua liter. Jadi, otomatis jumlah isinya berkurang dari biasanya saat belum naik," sebutnya pada Koran Jakarta, Selasa (27/9)

Kedua, lanjut Mamit, konsumen biasanya membeli penuh, jadi tidak tahu-menahu takarannya. "Pas harga naik, ya otomatis isinya sama, tapi biayanya berbeda. Jadi, lebih kepda faktor kebiasaan saya kira," tutur Mamit.

Tidak Berubah

Pertamina menegaskan kualitas BBM jenis pertalite tidak berubah. Pertalite yang dipasarkan melalui lembaga penyalur resmi di Indonesia sesuai dengan Keputusan Dirjen Migas Nomor 0486.K/10/DJM.S/2017 tentang Standar dan Mutu (Spesifikasi) Bahan Bakar Minyak Jenis Bensin 90 yang Dipasarkan di Dalam Negeri.

"Batasan dalam spesifikasi Dirjen Migas yang menunjukkan tingkat penguapan pada suhu kamar di antaranya adalah parameter Reid Vapour Pressure (RVP). Saat ini, hasil uji RVP dari pertalite yang disalurkan dari Terminal Bahan Bakar Minyak (TBBM) Pertamina masih dalam batasan yang diizinkan, yaitu dalam rentang 45-69 kPa (kilopascal)," jelas Corporate Secretary Pertamina Patra Niaga Irto Ginting, beberapa waktu lalu.

Pertamina menjamin seluruh produk BBM yang disalurkan melalui lembaga penyalur resmi seperti SPBU dan Pertashop sesuai dengan spesifikasi dan melalui pengawasan kualitas yang ketat. Sedangkan produk BBM yang tidak sesuai dengan spesifikasi yang ditetapkan tidak akan disalurkan ke masyarakat.

"Pertamina berkomitmen untuk menyalurkan produk-produk BBM berkualitas sesuai dengan spesifikasi. Melalui kontrol kualitas, produk yang tidak sesuai spesifikasi tidak akan disalurkan ke lembaga penyalur," ujar Irto.

Benny Fajarai, Co-Founder Lifepal, insurance marketplace meminta pelanggan untuk tidak langsung percaya dengan isu yang beredar. Ia menyarankan sejumlah cara untuk mengecek konsumsi bahan bakar. Pertama dengan menghitung dengan metode full to full, lalu mengukur konsumsi BBM dengan metode MID, selanjutnya mencatat angka di odometer.

Baca Juga: