JAKARTA - Konsumen Indonesia mulai sadar akan pentingnya membeli produk FMGC (Fast Moving Consumer Goods) yang ramah lingkungan atau sustainability. Produk FMGC merupakan barang-barang kebutuhan rumah tangga sehari-hari.

"Memang pertumbuhan pembelian produk produk ramah lingkungan tidak signifikan seperti negara negara tetapi tumbuhnya sekitar satu persen setiap tahun," kata Corina Fajriyani, Senior Marketing Manager of Kantar Indonesia dalam konferensi pers di Jakarta, Jumat (29/6).

Kantar merupakan perusahaan data dan konsultasi global yang beroperasi di banyak negara termasuk Indonesia. Setiap tahun Kantar merilis laporan terkait konsumsi produk produk sustainability. Terbaru, Kantar merilis Brand Footprint Indonesia 2024, studi tahunan untuk mengukur merek yang paling dipilih konsumen.

Laporan ini mencakup lebih dari 550 merek di lima sektor FMCG, yaitu makanan, minuman, produk susu, perawatan rumah, dan perawatan tubuh. Intinya, produk FMCG masih menjadi prioritas dalam perbelanjaan masyarakat Indonesia dari semua kalangan ekonomi dan demografi. Hal ini merupakan peluang bagi para pelaku industri FMCG untuk menjadi bagian dari prioritas masyarakat ketika berbelanja.

"Kesamaan dari kesepuluh brand yang menempati peringkat teratas di studi Brand Footprint adalah, brand tersebut setidaknya dibeli oleh 60 persen masyarakat Indonesia atau setara dengan 42 juta rumah tangga," papar Corina.

Selain dibeli oleh 60 persen masyarakat, kesamaan lainnya adalah 10 brand peringkat teratas dibeli sebanyak 14 kali atau lebih dalam satu tahun.

Adapun Brand Footprint Indonesia tahun ini mencakup 97 persen rumah tangga di berbagai kota besar dan kecil di seluruh wilayah urban dan rural Indonesia, dari keseluruhan populasi rumah tangga sebanyak 70 juta.

Managing Director of Kantar Indonesia, Worldpanel Division, Venu Madhav mengungkapkan, kondisi ekonomi makro di Indonesia di awal tahun 2024 menunjukkan resiliensi dengan pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) yang positif, sekitar 5 persen.

Per kuartal I kemarin, perbelanjaan rumah tangga masyarakat Indonesia tumbuh 9 persen dibanding tahun lalu, hampir dua kali lipat dari pertumbuhan PDB.

Venu Madhav menerangkan, besarnya perbelanjaan ini masih dipengaruhi oleh kenaikan harga dan juga masyarakat yang lebih percaya diri untuk berbelanja lebih banyak setelah arus inflasi di tahun-tahun sebelumnya.

"Kebiasaan berbelanja yang baru ini mempengaruhi konsumen dalam hal memilih brand yang dibeli. Kondisi ini tentunya memberikan tantangan tersendiri bagi pelaku industri FMCG untuk dapat tetap dipilih konsumen," ucapnya.

Baca Juga: