Sebuah konsorsium yang terdiri dari DHI, Ørsted, Siemens Gamesa, Stiesdal Offshore, Stromning dan Technical University of Denmark (DTU) akan membangun sebuah laboratorium uji untuk turbin angin terapung di kelas 20 MW.

Proyek yang diberi nama FloatLab dan didukung dengan dana sebesar 15,3 juta krona Denmark (DKK) atau sekitar 2 juta Euro dari Innovation Fund Denmark, akan didirikan laboratorium di DHI, di mana generator angin baru dan turbin angin skala model baru akan dibangun untuk dipasang di atas model pondasi terapung yang baru.

Laboratorium ini akan menguji gelombang 3D, beban dari gelombang yang pecah, turbulensi, dan kegagalan tali tambat. Pengukuran akan terhubung langsung ke model perhitungan dalam pengaturan kembar digital.

Para mitra proyek mengatakan bahwa FloatLab berkontribusi dalam mengungkap fisika baru, mengurangi risiko dan memvalidasi model teknik yang digunakan untuk desain turbin dan pondasi terapung.

"FloatLab akan mengubah cara kita menggabungkan model numerik dan data pengukuran," kata Henrik Bredmose, Profesor di DTU dan pemimpin proyek ini, dikutip dari Offshorewind, Senin (30/10).

"Kami membuat hubungan langsung antara pengaturan pengukuran dan model perhitungan, sehingga pada akhirnya kami dapat membuat proses desain menjadi lebih cepat dan akurat," lanjutnya.

Proyek FloatLab akan berlangsung hingga tahun 2027 dengan peningkatan secara bertahap pada pengaturan pengukuran, model, dan interkoneksi. Hasilnya akan dipresentasikan pada lokakarya terbuka, konferensi, sekolah musim panas PhD dan akan dimasukkan ke dalam model perhitungan numerik, menurut siaran pers dari DHI.

"Kami sangat senang dapat menyumbangkan keahlian kami pada yayasan Tetra dan memberikan wawasan tentang tantangan unik terkait industrialisasi yang dihadapi oleh industri angin terapung. Kami sangat menantikan keterlibatan kami dalam proyek ini," tutur Michael Borg, Kepala Insinyur di Stiesdal Offshore, mitra proyek dan pengembang konsep pondasi terapung Tetra.

Baca Juga: