LONDON - Perdana Menteri (PM) Inggris, Boris Johnson melanjutkan kepemimpinannya setelah Partai Konsevatif memenangkan pemilihan umum (pemilu) dengan meraih 364 kursi dari 650 kursi di Parlemen. Ini merupakan kemenangan terbesar bagi Konservatif sejak kepemimpinan si Tangan Besi Margaret Thatcher pada 1980. Hal ini juga akan membawa Inggris segera keluar dari Uni Eropa atau British Exit (Brexit).

"Kami akan menyelesaikan Brexit tepat waktu pada tanggal 31 Januari," kata Johnson di hadapan pendukungnya di sebuah rapat umum di London, Jumat (13/12).

Ia juga mengatakan, dengan meninggalkan Uni Eropa, Inggris akan kembali bersatu dan memegang kendali atas undang-undang, perbatasan, uang, perdagangan, sistem imigrasi, dan memberi mandat demokrasi kepada rakyat.

"Saya pikir ini akan berubah menjadi pemilihan bersejarah yang memberi kita sekarang, dalam pemerintahan baru ini, kesempatan untuk menghormati kehendak demokratis rakyat Inggris," ujar Johnson.

Dia mengatakan kaum konservatif tampaknya telah memenangkan mandat baru yang kuat untuk menyelesaikan Brexit.

Usai Konservatif menang Pemilu, mata uang Inggris, poundsterling melonjak dan menjadi salah satu kenaikan terbesar dua dekade terakhir.

Hampir setengah abad sejak Inggris bergabung dengan Uni Eropa, Johnson sekarang harus mencapai kesepakatan perdagangan internasional baru dan mempertahankan London sebagai ibukota keuangan global teratas, serta menjaga Inggris tetap bersatu. Gol terakhir itu terlihat cukup menantang, apalagi dengan Skotlandia yang memilih partai nasionalis karena ingin referendum kemerdekaan.

"Boris Johnson mungkin memiliki mandat untuk membawa Inggris keluar dari Uni Eropa. Tapi dia tidak memiliki mandat untuk membawa Skotlandia keluar dari Uni Eropa," kata menteri pertama Skotlandia, Nicola Sturgeon.

Mayoritas pemilih memutuskan meninggalkan Uni Eropa dan menolak sikap ambigu pimpinan Buruh Jeremy Corbyn tentang masalah ini.

Presiden AS Donald Trump juga langsung mengucapkan selamat kepada Johnson. "Inggris dan Amerika Serikat sekarang akan bebas untuk melakukan kesepakatan perdagangan baru setelah Brexit," cuit Trump di Twitter.

"Kesepakatan ini memiliki potensi untuk menjadi jauh lebih besar dan lebih menguntungkan daripada kesepakatan apa pun yang dapat dibuat dengan Uni Eropa," imbuh Trump.

Sementara itu, politisi Eropa terlihat kurang antusias. Anggota parlemen Jerman Norbert Roettgen dari partai Kanselir Angela Merkel mengatakan, rakyat Inggris telah memutuskan. "Jadi kami harus menerima pilihan mereka. Dengan kemenangan Johnson, Brexit menjadi tidak terhindarkan," ujarnya.AFP/ang/AR-2

Baca Juga: