Republik Demokratik Kongo menjadi negara Afrika ke-15 yang memberikan vaksin malaria.

KISHASA - Kongo pada hari Kamis (31/10) memberikan suntikan pertama terhadap penyakit yang ditularkan melalui nyamuk malaria yang membunuh puluhan ribu warga Kongo setiap tahunnya, kata Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada hari Kamis.

Hal ini menjadikan Republik Demokratik Kongo (DRC) sebagai negara Afrika ke-15 yang memberikan vaksin malaria, benua tersebut menanggung beban kematian akibat penyakit tersebut, menurut pernyataan WHO.

Di DRC, malaria menyebabkan lebih dari 24.000 kematian dan menyerang lebih dari 27 juta orang setiap tahun, terutama anak-anak di bawah usia lima tahun, menurut laporan tahun 2022 kementerian kesehatan.

Pada bulan Juni, negara tersebut menerima 693.500 dosis vaksin R21/Matrix-M, yang direkomendasikan oleh WHO untuk menginokulasi anak-anak berusia antara 10 dan 23 bulan terhadap penyakit tersebut.

Pada hari Kamis, suntikan pertama diberikan kepada anak berusia setidaknya enam tahun di kota Mbanza-Ngungu di provinsi barat Kongo Tengah.

Dalam rencana pengendalian malaria untuk tahun 2024-2028, DRC bertujuan melindungi 80 persen populasi yang berisiko dengan mendistribusikan kelambu berinsektisida dan memperluas pengobatan pencegahan kepada wanita hamil dan bayi, bunyi pernyataan itu.

Malaria adalah penyakit yang ditularkan ke manusia melalui gigitan beberapa spesies nyamuk.

Penyakit ini membunuh lebih dari 600.000 orang di seluruh dunia setiap tahun, menurut WHO, dengan Afrika menyumbang 95 persen kematiannya.

Setiap menit seorang anak meninggal karena malaria di benua itu, menurut WHO.

Vaksin malaria diperkenalkan pertama kalinya pada bulan April 2019 di Malawi, diikuti oleh Kenya dan Ghana.

WHO mengatakan peluncuran tersebut telah menunjukkan bahwa vaksin tersebut secara substansial mengurangi kasus penyakit.

Baca Juga: