Konflik ­India dan Tiongkok di wilayah Ladakh itu memiliki ­jejak sejarah yang panjang dan sulit untuk diselesaikan.

Hubungan diplomatik Tiongkok dan India kembali memanas. Mereka saling tunjuk dan saling menyalahkan setelah terjadi bentrokan fisik militer di wilayah perbatasan Himalaya. Bentrokan tanpa senjata ini telah membunuh puluhan tentara, baik dari India maupun Tiongkok.

Kementerian Pertahanan Beijing menuduh India melintasi Garis Kontrol Aktual (LAC) di wilayah perbatasan pada Senin, 7 September 2020. Pasukan Tiongkok mendekati pihak India untuk bernegosiasi, dan kemudian beberapa tentara India menembak pihak Tiongkok.

Di sisi lain, New Delhi membantah dan menuduh menuding Tentara Pembebasan Rakyat Tiongkok atau The People's Liberation Army (PLA) lah yang menembakkan "beberapa peluru ke udara" untuk mengintimidasi tentara India.

Konflik India dan Tiongkok di wilayah Ladakh itu memiliki jejak sejarah yang panjang dan sulit untuk diselesaikan. Para komandan militer dan diplomat kedua negara telah mengadakan beberapa putaran pembicaraan sejak Juli untuk mengurangi ketegangan, tetapi hanya membuat sedikit kemajuan untuk meredakan ketegangan di perbatasan.

Minggu lalu, menteri pertahanan dari kedua negara juga berbicara di Moskwa di sela-sela pertemuan internasional. Sayangnya kemudian, masing-masing merilis pernyataan saling yang menyudutkan.

Tiga bulan lalu, setuasi di wilayah perbatasan ini juga sempat memburuk, tepatnya Selasa (16/6). Tiga tentara India termasuk seorang kolonel, tewas ketika terlibat bentrokan dengan tentara PLA.

Lokasi bentrok berada di titik yang sama di perbatasan de facto kedua negara, di Lembah Galwan di Ladakh. Lembah ini terletak di wilayah sengketa Kashmir yang sarat personel dan persenjataan militer. Kashmir sering menjadi sumber konflik karena adanya sengketa wilayah antara India, Pakistan, dan Tiongkok.

Saking seringnya insiden di Lembah Galwan itu maka sejak April, kedua negara telah menempatkan tank, artileri, peluncur roket, dan tentara di sekeliling lembah. Para tentara di lapangan juga didukung dengan helikopter penyerang dan pesawat tempur.

Pada awal Mei, ketegangan antara kedua negara meningkat setelah tentara-tentara Tiongkok mendirikan tenda, menggali parit perlindungan, dan memindahkan sejumlah peralatan militer besar beberapa kilometer dari teritori yang diklaim India sebagai wilayahnya.

Hal itu terjadi setelah India membangun sebuah jalan yang panjangnya beberapa ratus kilometer menuju pangkalan udara yang terletak di ketinggian. Pangkalan udara ini kembali diaktifkan India pada 2008.

Panjang perbatasan India dan Tiongkok ini membentang lebih dari 3.440 kilometer dan di bentangan itu kedua negara memiliki beberapa klaim teritorial yang bertabrakan satu sama lain.

Sejak 1950-an, Tiongkok menolak mengakui perbatasan kedua negara yang ditentukan pada masa penjajahan Inggris di India. Pada 1962, terjadi perang singkat yang membuat India harus menanggung kekalahan yang memalukan.

Sejak perang 1962 itu, India dan Tiongkok saling menuding satu sama lain soal pendudukan wilayah. India mengeklaim Tiongkok menduduki wilayahnya seluas 38.000 kilometer persegi--yang terletak di Lembah Galwan, lokasi pertikaian saat ini. Tiongkok mengeklaim sebuah negara bagian India, Arunachal Pradesh, yang disebutnya sebagai Tibet Selatan.

Garis Kendali Aktual atau LAC, di Ladakh, memiliki penanda perbatasan yang tidak layak lantaran banyak terdapat sungai, danau, dan pegunungan dengan puncak salju. Ini berarti garis perbatasan yang memisahkan tentara keduanya dapat bergeser sehingga para tentara rentan bertikai.

Agustus lalu, India membuat sebuah keputusan yang kontroversial dengan mengakhiri otonomi terbatas negara bagian Jammu dan Kashmir. India lalu menggambar ulang peta wilayah tersebut, dan dikecam oleh Tiongkok. Ini melahirkan negara bagian Ladakh, yang mencakup Aksai Tiongkok-wilayah yang diklaim pemerintah India, tapi dikendalikan Tiongkok. ν

Baca Juga: