JAKARTA - Pemerintah Indonesia mengutuk keras serangan yang dilakukan Israel di Gaza yang telah menewaskan puluhan warga sipil, termasuk anak-anak.
Israel dan militan Palestina di Jalur Gaza hari Minggu (7/8) kembali terlibat baku tembak, aksi kekerasan lintas perbatasan terburuk sejak perang 11 hari antara Israel dan Hamas tahun lalu. Aksi kekerasan ini tak terhindarkan setelah Israel membunuh seorang komandan senior Jihad Islam dalam serangan udara di sebuah gedung apartemen di kamp pengungsi Gaza yang ramai.
Diwawancarai VOA, Direktur Timur Tengah di Kementerian Luar Negeri Bagus Hendraning Kobarsih mengatakan pemerintah Indonesia mengutuk keras serangan yang dilakukan Israel di Gaza yang telah mengakibatkan tewasnya masyarakat sipil, termasuk anak-anak.
Menurutnya serbuan Israel ini sekali lagi membuktikan Israel tidak serius mengupayakan perdamaian dengan Palestina. Walhasil menyurutkan kepercayaan dan pada akhirnya berdampak pada upaya mewujudkan negara Palestina yang merdeka dan berdaulat.
"Kedua, ini sebenarnya untuk konsumsi dalam negeri mereka juga dalam rangka pemilu November 2022. Ini menjadi salah satu nilai jual bagi salah satu kandidat di Israel bahwa mereka memiliki keseriusan untuk mempertahankan keamanan di negaranya," kata Bagus.
Namun, lanjut Bagus, Israel selalu beralasan serangan ke Gaza merupakan upaya pembelaan diri. Padahal itu sebenarnya tidak masuk akal karena Israel tidak mendapat ancaman apa-apa, dan setiap kali Israel mengklaim melakukan serangan balasan, akan ada warga sipil yang menjadi korban.
Bagus mengatakan Indonesia mendorong PBB mengambil tindakan konkret untuk melindungi penduduk Palestina dari ancaman kekerasan Israel. Antara lain dengan mengirimkan pasukan perdamaian internasional sehingga Israel tidak mudah saja menyerbu Gaza atau wilayah lainnya di Tepi Barat.