WASHINGTON - Arab Saudi sangat khawatir ketegangan akibat serangan Houthi Yaman ke kapal-kapal yang berlayar di sekitar Laut Merah dan serangan Amerika Serikat (AS) terhadap sasaran Houthi dapat menjadi tidak terkendali dan meningkatkan konflik di wilayah tersebut.

"Kami sangat khawatir. Kami berada dalam masa yang sangat sulit dan berbahaya di kawasan ini, dan itulah mengapa kami menyerukan deeskalasi," kata Menteri Luar Negeri Arab Saudi, Pangeran Faisal bin Farhan Al Saud, dalam sebuah wawancara, Sabtu (20/1).

Serangan yang dilakukan oleh milisi Houthi yang bersekutu dengan Iran terhadap kapal-kapal di dalam dan sekitar Laut Merah selama beberapa minggu terakhir telah memperlambat perdagangan antara Asia dan Eropa dan meningkatkan perang di Gaza, sehingga menimbulkan kekhawatiran bagi negara-negara besar.

Dikutip dari The Straits Times, Menteri Luar Negeri Arab Saudi mengatakan kerajaannya percaya pada kebebasan navigasi dan ingin ketegangan di wilayah tersebut dikurangi.

"Kami tentu saja sangat percaya pada kebebasan navigasi. Dan itu adalah sesuatu yang perlu dilindungi. Namun, kita juga perlu melindungi keamanan dan stabilitas kawasan. Jadi, kami sangat fokus untuk meredakan situasi sebisa mungkin," katanya.

Kelompok Houthi, yang menguasai sebagian besar wilayah Yaman, mengatakan serangan mereka merupakan bentuk solidaritas terhadap warga Palestina yang diserang Israel di Gaza.

Sejak minggu lalu, AS telah melancarkan serangan terhadap Houthi di Yaman, dan minggu ini mengembalikan milisi itu ke dalam daftar kelompok "teroris".

Presiden AS, Joe Biden, mengatakan pada 18 Januari bahwa serangan udara akan terus berlanjut meskipun dia mengakui bahwa mereka mungkin tidak dapat menghentikan serangan Houthi.

Risiko Konflik Meluas

Konfrontasi ini berisiko memperluas konflik di luar Gaza yang dikuasai Hamas. Tel Aviv melancarkan serangannya menyusul serangan kelompok itu terhadap Israel pada 7 Oktober, yang menurut para pejabat Israel menewaskan 1.200 orang.

Sementara itu, militer AS pada hari Sabtu, kembali melancarkan serangan terhadap pemberontak Houthi di Yaman, dengan menargetkan rudal anti-kapal yang siap diluncurkan.

Dikutip dari Barron, Washington berusaha mengurangi kemampuan militer Houthi yang didukung Iran, namun pemberontak Yaman terus melakukan serangan terhadap kapal-kapal di Laut Merah yang sudah berjalan lebih dari seminggu, dan berjanji untuk terus menargetkan kapal dagang yang memiliki hubungan dengan Israel.

"Sekitar pukul 04.00 waktu Sanaa (01.00 GMT), pasukan AS melakukan serangan udara terhadap rudal anti-kapal Houthi yang diarahkan ke Teluk Aden dan bersiap untuk diluncurkan," bunyi pernyataan dari Komando Pusat AS.

"Pasukan AS menganggap rudal tersebut merupakan ancaman bagi kapal dagang dan kapal Angkatan Laut AS di wilayah tersebut, dan kemudian menyerang dan menghancurkan rudal tersebut untuk membela diri."

"Tindakan ini akan membuat perairan internasional lebih aman dan terjamin bagi Angkatan Laut AS dan kapal dagang," kata pernyataan itu.

Operasi hari Sabtu ini menandai serangan kelima yang dilakukan AS terhadap kelompok pemberontak dalam beberapa pekan terakhir. Lusinan lokasi di Yaman telah diserang, termasuk situs radar Houthi dan rudal yang menurut Washington merupakan ancaman terhadap kapal sipil dan militer.

Washington juga berusaha memberikan tekanan diplomatik dan finansial terhadap kelompok ini, dengan menetapkan kembali mereka sebagai entitas "teroris" setelah melepaskan label tersebut segera setelah Presiden Joe Biden menjabat.

Baca Juga: