Badang Pengungsi PBB atau United Nations High Commissioner for Refugees (UNHCR) mengungkapkan, jumlah pengungsi yang melarikan diri dari Ukraina saat ini telah menembus 2 juta jiwa. Ini terjadi karena intensitas serangan Rusia yang masih memanas.

"Hari ini arus keluar pengungsi dari Ukraina mencapai dua juta orang," kata Kepala UNHCR Filippo Grandi melalui akun Twitternya, dikutip Rabu (9/3).

Jumlah tersebut berdasarkan arus pelarian dari Ukraina sejak Rusia melancarkan invasi pada 24 Februari lalu.

Grandi menyebut arus pengungsi tersebut jauh lebih cepat dibandingkan pengungsi dari Suriah. Ia menjelaskan, angka pengungsi di Suriah menembus 1 juta jiwa dalam kurun waktu tiga bulan.

"Ini adalah krisis pengungsi tercepat yang pernah kami lihat di Eropa sejak akhir Perang Dunia Kedua," ucapnya.

Hal tersebut disampaikan Grandi kepada Reuters beberapa waktu lalu. Saat itu, angka pengungsi diketahui masih berada di level 1,5 juta jiwa.

Sebagai informasi, kabar terbaru mengungkapkan bahwa Rusia kembali mengumumkan gencatan senjata kemanusiaan dengan Ukraina, Rabu pagi (9/3). Ini untuk melakukan evakuasi terhadap penduduk sipil di Ukraina.

"Mulai pukul 10.00 MSK (14.00) pada 9 Maret 2022, Federasi Rusia mendeklarasikan 'rezim diam' dan siap menyediakan koridor kemanusiaan," kata perwakilan Kementerian Pertahanan Rusia, dikutip dari AFP, Rabu (9/3).

Rusia juga mengusulkan untuk menyetujui rute dan waktu mulai koridor kemanusiaan dengan Ukraina sebelum pukul 03.00 MSK (07.00 WIB).

Sebelumnya, evakuasi warga sipil tejadi pada Selasa pagi (8/3) di Kota Sumy. Selain itu, evakuasi juga dilakukan di ibu kota Kiev.

Sementara, upaya evakuasi dari kota pelabuhan Mariupol gagal. Kedua negara saling menyalahkan atas kegagalan tersebut.

Baca Juga: