Tingkat pengangguran diperkirakan turun seiring optimisme pertumbuhan ekonomi yang lebih baik tahun depan.

JAKARTA - Pemerintah mengungkapkan kondisi ketenagakerjaan nasional membaik seiring pemulihan ekonomi, terutama di sektor unggulan nasional. Namun, penyerapan tenaga kerja ke depan tergantung pada sejauh mana pemerintah mampu mengendalikan masalah Covid-19.

"Selama proses recovery, kita juga memonitor perbaikan yang sifatnya riil, yang matters, yang sangat penting bagi masyarakat yaitu pemulihan ekonomi disertai penciptaan kesempatan kerja, karena pada saat terjadinya Covid banyak tenaga kerja kita yang mengalami dampak Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) atau pengurangan jam kerja," ungkap Menteri Keuangan (Menkeu), Sri Mulyani Indrawati, dalam acara Business Indonesia Business Challenges Arah Bisnis 2022 Momentum Kebangkitan Ekonomi secara daring yang dipantau di Jakarta, Rabu (15/12).

Selama kurun Agustus 2020-Agustus 2021, angkatan kerja bertambah 1,9 juta orang, sementara penciptaan lapangan kerja baru mencapai 2,6 juta pekerjaan. Jumlah ini tersebar di berbagai sektor antara lain manufaktur, perdagangan, konstruksi, akomodasi dan makanan minuman, serta pertambangan.

Dengan jumlah tersebut, Menkeu menyampaikan tingkat pengangguran terbuka dapat diturunkan kembali setelah sempat melonjak di 7,1 persen menjadi 6,5 persen. Selain itu, pengangguran akibat pandemi Covid-19 turun 29 persen menjadi 1,8 juta orang dari 2,6 juta orang. Jumlah orang yang dirumahkan huga turun menjadi 1,4 juta dari 1,8 juta.

"Inilah yang kita harapkan. Jadi, pemulihan tidak hanya sekadar indikator makroekonomi growth, tetapi diterjemahkan dalam bentuk kesempatan kerja dan juga munculnya pembukaan lapangan kerja baru," tutur Menkeu.

Tren Turun

Sementara itu, Direktur Eksekutif Indef, Tauhid Ahmad, memperkirakan tingkat pengangguran tahun depan makin berkurang. Penurunannya tersebut seiring pemulihan ekonomi pada 2022. Dalam APBN 2022, terang dia, pemerintah menargetkan tingkat pengangguran turun ke level 5,5-6,3 persen pada APBN 2022.

Indef, lanjutnya, memperkirakan tingkat pengangguran akan berada di level 6 persen pada 2022. "Faktor pendukung penurunan tingkat pengangguran ini adalah pertumbuhan ekonomi yang lebih baik dibandingkan dengan 2021," ucap Tauhid.

Di luar itu, juga terdapat peningkatan kinerja di sektor-sektor yang menyerap banyak tenaga kerja, terutama sektor industri, sektor perdagangan, dan sektor pengangkutan. Sektor tersebut diperkirakan tumbuh lebih baik pada 2022 setelah sebelumnya turun karena dampak penerapan kebijakan pemberlakukan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) Darurat.

Pada kesempatan lain, Kepala Badan Pusat Statistik (BPS), Margo Yuwono, mengatakan penyerapan tenaga kerja itu tergantung pada pengendalian masalah kesehatan, yakni Covid-19. Apabila pengendalian masalah kesehatan tidak optimal, lanjutnya, hal itu tentu akan mengganggu penyerapan tenaga kerja.

"Kalau pengendaliannya oleh pemerintah baik maka akan meningkatkan mobilitas, dengan itu ekonomi tumbuh, penyerapan tenaga kerja juga meningkat," ucap Margo.

Baca Juga: