JAKARTA - Latihan maritim multilateral antar negara Asean Solidarity Exercise (ASEX) -01 Natuna, yaitu Maritime Security (Marsec) atau keamanan maritim merupakan salah satu latihan yang kritikal dan implementasinya sangat diperlukan dalam menjaga stabilitas di kawasan. Hal ini dikarenakan tingginya tingkat kejahatan yang terjadi di perairan kawasan sehingga diperlukan kerja sama dan interoperabilitas yang baik antar negara Asean agar bisa bersama-sama menanggulanginya.
Demikian disampaikan Komandan Satuan Tugas Laut (Dansatgasla) ASEX-01 Natuna, Kolonel Laut (P) Awang Bawono (Komandan Satuan Kapal Eskorta/Dansatkor Koarmada I), di sela-sela latihan MARSEC, Sabang Mawang, Natuna, Jumat (22/9).
Menurut siaran persnya, Kolonel Laut (P) Awang Bawono mengatakan latihan ini terdiri dari maneuvering exercise (Mannex), photo exercise (Photoex), tracking exercise (Trackex), critical contact of interest (CCOI) tracking, DLQ, MIO/Compliance VBSS, Rasex, trackex/survivors tracking, SAR exercise, medical evacuation.
"Saya berharap hasil dari latihan ini dapat memberikan kontribusi yang signifikan terhadap peningkatan kerja sama dan hubungan antar anggota Asean, terutama untuk meningkatkan kesadaran profesionalisme, pengetahuan dan keterampilan teknis dan taktis di bidang maritim," kata Kolonel Laut (P) Awang.
Pada sesi latihan dilaksanakan patroli bersama, kapal-kapal tersebut membentuk formasi yang disebut Orion. Dalam sesi itu, kegiatan di Natuna Utara diikuti dengan sesi pencarian (trackex). Masing-masing bertugas mengaktifkan sensornya di daerah-daerah tertentu dan melaporkan hasilnya ke KRI John Lie.
Kemudian, masih di perairan Natuna, sesi latihan berlanjut dengan pertukaran kru kapal. Beberapa kru kapal di KRI John Lie naik ke KD Terengganu, dan begitu juga sebaliknya. Sementara itu, beberapa kru KRI Silas Papare naik ke KRI Sutedi Senoputra, dan KDB Darulehsan dalam sesi itu mengerahkan perahu karetnya (RHIB) untuk latihan penggeledahan di atas kapal (VBSS).
Dalam rangkaian latihan, kapal-kapal yang berpartisipasi yaitu KRI John Lie (Indonesia), KRI Karel Satsuit Tubun-356 (Indonesia), KRI Silas Papare-386 (Indonesia), KRI Sutedi Senoputra-378, KN Purworejo (Indonesia), RSS Vigour (Singapura), KD Terengganu (Malaysia), dan KDB Darulehsan (Brunei Darussalam).