BEIRUT - Pemerintah Lebanon memberikan waktu empat hari kepada Komite Investigasi untuk menemukan pihak-pihak yang bertanggung jawab atas ledakan dahsyat di gudang amonium nitrat di pelabuhan Beirut yang menewaskan lebih dari seratus orang dan melukai ribuan lainnya, Selasa (4/8).

"Pagi ini diambil keputusan untuk membentuk Komite Investigasi yang dalam waktu maksimal empat hari harus memberikan laporan rinci tentang pertanggungjawaban, bagaimana, siapa, apa, di mana? Akan ada putusan pengadilan," kata Menteri Luar Negeri Lebanon, Charbel Wehbe, kepada stasiun radio Prancis, Europe 1, Kamis (6/8).

"Ini serius, dan kami menganggapnya serius. Mereka yang bertanggung jawab atas kejahatan kelalaian yang mengerikan ini akan dihukum oleh komite hakim," tambah Wehbe.

Data pemerintah menunjukkan, korban tewas per Kamis akibat tragedi ledakan itu mencapai 137 orang, 5.000 orang terluka, dan puluhan lainnya hilang. Diperkirakan jumlah korban akan meningkat karena petugas penyelamat masih melakukan penyisiran terhadap puing-puing bangunan.

Sementara itu, Gubernur Beirut, Marwan Abboud, memperkirakan sekitar 300.000 orang telah kehilangan tempat tinggal dan bencana tersebut berdampak sangat serius pada perekonomian negara yang telah menanggung utang lebih dari tiga miliar dollar AS itu.

Menurut pejabat Lebanon, ledakan itu disebabkan oleh api yang menyambar 2.750 ton pupuk di gudang sisi kiri pelabuhan.

"Itu adalah kecelakaan, laporan awal menunjukkan adalah salah urus produk bahan peledak. Ini adalah pengabaian yang sangat serius yang berlangsung selama enam tahun," kata Wehbe.

Perdana Menteri Hassan Diab, dan Presiden Michel Aoun juga berjanji akan membawa para pihak yang bertanggung jawab atas tragedi ini ke balik jeruji besi. Tetapi, saat ini kepercayaan masyarakat terhadap institusi hukum di Lebanon sangat rendah dan hanya sedikit warga Beirut yang yakin penyelidikan akan berlangsung adil.

Bantuan Dunia

Sejak Rabu, pesawat-pesawat dari berbagai negara pembawa bantuan medis, rumah sakit lapangan, tim SAR, dan anjing pelacak telah diterbangkan ke Bandara Beirut. Negara-negara Teluk adalah di antara yang pertama mengulurkan bantuan. Qatar mengirimkan rumah sakit lapangan untuk mengurangi beban pada fasilitas medis di Beirut yang tengah berjuang melawan pandemi Covid-19.

Bank Dunia juga menyatakan siap membantu pendanaan publik dan swasta yang dibutuhkan Lebanon untuk pembangunan kembali setelah hancur pasca-ledakan besar itu. n SB/AFP/P-4

Baca Juga: