JAKARTA - Pemerintah dalam hal ini Kementerian Riset dan Teknologi/Badan Riset dan Inovasi Nasional (Kemenristek/ BRIN) mendorong produk-produk inovasi dalam negeri untuk mengatasi pandemi Covid-19. Meski begitu, produk-produk inovasi tersebut baru akan dikomersialisasi setelah pandemi berakhir.

"Setelah pandemi berakhir produk inovasi baru bisa dikomersialisasi lengkap dengan brand, diproduksi perusahaan tertentu serta dengan mekanisme distribusi yang baik," kata Menteri Riset dan Teknologi/ Kepala BRIN, Bambang Brodjonegoro, dalam acara telekonpers, di Jakarta, Minggu (7/6).

Bambang mengatakan saat ini kebutuhan produksi produk inovasi diprioritaskan untuk memenuhi kebutuhan penanganan Covid-19. Meksi ada proses pembelian produk, tapi sifatnya terbatas sesuai kebutuhan penanganan. Ia menambahkan pihaknya bertanggung jawab dalam membuat hak paten dari produk-produk inovasi yang ada. Hak paten, lanjutnya, dibutuhkan untuk proses komersialisasi meski saat ini belum mendesak.

"Kami harus bedakan paten dalam kondisi pandemi dan untuk komersialisasi. Tidak fokus jika komersialisasinya dipikirkan sekarang," jelasnya.

Bambang memaparkan saat ini pihaknya tengah fokus dalam penyempurnaan produkproduk inovasi terkait test kit, alat kesehatan, dan suplemen. Ia menyebut produk-produk tersebut sudah sesuai standar karena melibatkan Kementerian Kesehatan dan Badan Pengawasan Obat dan Makanan sebagai badan yang melakukan standarisasi atau uji klinis.

Dorong Kolaborasi

Pada kesempatan tersebut, Bambang mengungkapkan pada masa pandemi Covid-19 ini pihaknya terus mendorong kolaborasi penelitian. Menurutnya, tugas dari Konsorsium Riset dan Inovasi Covid- 19 adalah menginventarisir prioritas produk inovasi dan membagi tugas penelitiannya dengan metode kolaborasi antarpeneliti maupun antarlembaga.

"Sehingga tidak ada ego sektoral atau persaingan yang tidak perlu. Covid-19 tidak menuntut kita untuk bersaing, tapi bekerja sama," ucapnya.

Lebih jauh Bambang mengatakan kehadiran industri sangat penting untuk hilirisasi produk-produk inovasi di masa mendatang. Pemerintah, lanjutnya, harus berperan untuk mempertemukan inovasi peneliti serta kebutuhan industri khususnya dalam bidang kesehatan.

"Pemerintah bisa memfasilitasi. Jadi industri lebih memahami penelitian, penelitian memahami kebutuhan masyarakat lewat industri. Sehingga benchmarking bisa lebih jalan," kata Bambang.

ruf/N-3

Baca Juga: