JAKARTA - Indonesia menjalin kemitraan newton fund atau kerja sama biltaeral dengan Inggris di bidang riset dan pengembangan hingga tahun 2025. Ke depan kerja sama yang dirintis sejak tahun 2015 ini akan lebih difokuskan di bidang kesehatan.

"Secara lebih spesifik kami usulkan kerja sama ke depan lebih difokuskan, meski tentunya bidang lain tetap dilakukan," kata Menteri Riset dan Teknologi/Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional, Bambang Brodjonegoro, dalam acara penandatanganan nota kesepahaman Indonesia-Inggris terkait riset dan inovasi, di Jakarta, Rabu (5/8).

Bambang memaparkan fokus kolaborasi riset tersebut yaitu bidang kesehatan terutama percepatan penanganan Covid-19, bidang energi baru terbarukan, dan bidang transportasi. Nota kesepahaman tersebut jadi payung riset dan inovasi baik institusi riset maupun perguruan tinggi.

"Kami berharap kesempatan ini menjadi momentum untuk lebih produktif dalam berkarya dan memberi solusi bagi permasalahan global," jelasnya.

Contoh Kemitraan

Kerja sama Indonesia dan Inggris telah menghasilkan lebih dari 2.200 publikasi internasional sejak 2015-2019 melalui 22 skema kompetisi pendanaan riset dan 15 program riset dan inovasi. Ruang lingkupnya mulai dari riset dasar, fundamental, dan terapan.

Menteri Ilmu Pengetahuan, Riset, dan Inovasi Inggris, Amanda Solloway MP, mengatakan riset kolaborasi Indonesia-Inggris menduduki peringkat ke-3 di dalam daftar 10 kemitraan internasional terbaik Indonesia. Hubungan kemitraan yang kuat ini akan memastikan kedua negara dapat terus mendukung riset, ilmu pengetahuan, dan inovasi kelas dunia.

Krisis global Covid-19 telah menyadarkan semua pihak pentingnya kolaborasi dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi. Amanda mengaku bangga dapat melanjutkan kemitraan Inggris dengan Indonesia untuk terus bekerja bersama mengatasi tantangan-tantangan global. n ruf/N-3

Baca Juga: