Kolaborasi Jadi Kunci Penurunan "Stunting"

TANGERANG - Penurunan angka kekerdilan atau stunting di Kota Tangerang karena kolaborasi berbagai pihak. Stunting kota ini turun dari 15,3 persen (2021) menjadi 11,8 (2022) karena kerja sama tersebut.

"Urusan stunting bukan perkara satu pihak. Kolaboratif banyak pihak di Kota Tangerang menjadi kunci utama penurunan stunting yang signifikan," jelas Ketua IDI Kota Tangerang, Mohamad Rifki, Rabu.

Perlu diketahui target nasional untuk stunting sebesar 14 persen pada tahun 2024. Sementara itu, untuk Provinsi Banten, angka stunting tahun 2022 di angka 20 persen dari tahun sebelumnya, 24,5 persen.

IDI juga mengapresiasi pemberian piagam penghargaan bapak asuh anak stunting kepada 14 pegawai dari TNI, Polri, tenaga medis, pegawai swasta, dan lainnya."Itu penghargaan yang tepat diberikan untuk menjadi semangat baru. Semua sektor terus berkolaborasi untuk menangani dan mencegah stunting di Kota Tangerang," katanya.

Kepala Dinas Kesehatan Kota Tangerang, Dini Anggraeni, menambahkan penanganan stunting dilakukan melalui beberapa program seperti pendampingan ibu hamil dan bayi. Ini dikerjakan Program Kader Srikandi hingga program Tatalaksana Gizi Buruk Segera Pulih (Laksa Gurih).

Selain itu, juga program pendampingan bagi calon pengantin untuk memberikan edukasi dan pemahaman. Untuk program peningkatan kesehatan masyarakat, Pemkot Tangerang juga memiliki Kader Srikandi (Kader Sedari Dini Kawal Ibu Hamil dan Bayi).

Kini dengan kasus stunting di angka 11,8 persen, kata dia, 13 kecamatan terus berupaya berinovasi untuk memaksimalkan penurunan dan pencegahan. "Seperti Kecamatan Cibodas dengan Program Gerakan Sedekah Stunting Cibodas," tutur Dini. Kemudian, Kecamatan Periuk dengan Maklor atau Gemar Masakan Daun Kelor, dan program-program lainnya di wilayah lainnya.

Baca Juga: