Koalisi yang dipimpin Partai Pheu Thai pada Senin (21/8) menyatakan bahwa pihaknya telah menerima Partai Palang Pracharath yang terkait militer untuk bergabung. Langkah ini terjadi sehari sebelum parlemen memilih PM baru.
BANGKOK - Koalisi yang dipimpin oposisi Thailand pada Senin (21/8) mengatakan bahwa pihaknya telah menambah partai lain yang terkait dengan militer untuk bergabung. Langkah koalisi itu dilakukan menjelang pemungutan suara untuk memilih perdana menteri baru.
Partai Palang Pracharath (PPRP) yang dibentuk sebagai kendaraan bagi kader junta untuk mempertahankan kekuasaan, akan menambah 40 kursinya ke pemerintahan baru, agar kebuntuan politik di Thailand bisa mereda.
Thailand mengalami kebuntuan politik sejak pemilihan umum Mei, dengan partai reformis Move Forward (MFP) yang memenangkan kursi terbanyak, dicegah membentuk pemerintahan oleh kubu konservatif dan promiliter yang ketakutan dengan janji-janji reformasinya.
Pheu Thai, yang berada di urutan kedua, mengambil alih pembentukan koalisi ketika MFP keluar, dan pada Senin partai itu mengatakan PPRP akan bergabung dalam kemitraannya dengan sekitar selusin partai.
"Keputusan untuk membentuk pemerintahan ini didasarkan pada tugas kami kepada masyarakat yang menghadapi kesulitan dan masalah serius," kata pemimpin senior Pheu Thai, Chonlanan Srikaew.
Kesediaan Pheu Thai untuk merangkul mantan musuhnya ini bukan tanpa risiko karena beberapa pendukungnya saat ini telah menjauh.
Pada Selasa (22/8), Pheu Thai akan mengajukan taipan bisnis Srettha Thavisin sebagai kandidat PM di parlemen dan pada hari yang sama mantan PM Thaksin Shinawatra rencananya akan kembali ke Thailand setelah 15 tahun berada di pengasingan.
Untuk menjadi PMi, seorang kandidat harus disetujui oleh mayoritas dari kedua majelis parlemen dimana 500 anggota parlemen terpilih dan 250 senator ditunjuk di bawah junta yang berkuasa sebelumnya. SB/AFP/I-1