CALI - Kolombia pada Konferensi Keanekaragaman Hayati PBB ke-16 atau Convention on Biological Diversity Conference of the Parties 16 (COP16 CBD),hari Selasa (29/10), meluncurkan koalisi dengan 20 negara lain yang berusaha untuk mencapai perdamaian dengan alam, bersama para pemimpin memperingatkan kerusakan lingkungan yang cepat berisiko menyebabkan kepunahan umat manusia sendiri.
Dikutip dari The Straits Times, pertemuan puncak hampir 200 negara yang sedang berlangsung di Kota Cali yang dikelilingi pegunungan ini bertugas mencari cara untuk menghentikan kemerosotan alam pada tahun 2030, karena manusia menyebabkan hilangnya habitat, perubahan iklim, polusi, dan aktivitas lain yang merusak keanekaragaman hayati.
Koalisi tersebut mencakup negara-negara dari empat benua termasuk Meksiko, Swedia, Uganda, dan Cile, meskipun tidak ada dari Asia-Pasifik. Koalisi ini terbuka bagi negara-negara yang menyetujui serangkaian prinsip yang bertujuan mengubah hubungan manusia dengan alam, untuk hidup selaras dengan lingkungan.
Tak Bisa Menunggu
Termasuk di dalamnya adalah penggalangan dana untuk konservasi dan pembangunan berkelanjutan, bekerja sama secara internasional, dan memobilisasi seluruh masyarakat untuk melestarikan alam.
Pada pembukaan pertemuan COP16, hari Selasa, dengan enam presiden dan lebih dari 100 menteri pemerintah, para pemimpin memperingatkan dengan merusak alam, umat manusia sedang membunuh dirinya sendiri.
"Kita sedang memasuki era kepunahan manusia. Saya rasa saya tidak melebih-lebihkan," kata Presiden Kolombia, Gustavo Petro.
Petro mengatakan dunia tidak bisa menunggu hingga ada keuntungan yang bisa menyelamatkan alam dan pasar tidak akan menyelamatkan manusia, seraya menambahkan nilai kehidupan harus ditempatkan di atas uang.
"Alam adalah kehidupan. Namun, kita malah berperang melawannya. Perang yang tidak akan ada pemenangnya," kata Sekretaris Jenderal PBB, Antonio Guterres.