JAKARTA - Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) pada akhir bulan ini akan mengumumkan hasil penyelidikan terhadap kotak hitam (black box) pesawat Lion Air JT-610.

Demikian dikatakan Ketua KNKT, Soerjanto Tjahjono, dalam rapat kerja bersama Komisi V Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) di gedung parlemen, Kamis (22/11)

"Black box akan diumumkan pada tanggal 28, sesuai bahwa 30 hari setelah kejadian harus menyampaikan laporan awal," kata Soerjanto.

Berdasarkan analisa KNKT dari data black box, ada indikasi pesawat kehilangan daya angkat karena kemudi yang tidak berfungsi secara optimal. Meskipun tetap berada di udara. "Sempat turun, dan naik lagi di 5.000 kaki. Beban kemudi menjadi berat, dan pesawat turun," kata Soerjanto.

Kepala Sub Komite Kecelakaan Penerbangan KNKT, Nurcahyo, menambahkan pesawat Lion Air PK-LQP dengan nomor penerbangan rute Jakarta-Pangkal Pinang yang jatuh di Perairan Tanjung Karawang, Jawa Barat sempat mengalami kehilangan daya angkat (stall).

"Dari hasil pembacaan kotak hitam (black box) pada saat mulai terjadi perbedaan penunjukan kecepatan di mata kapten dan copilot," katanya.

Dilihat dari grafik yang paling bawah, berwarna biru adalah ketinggian, di atas kecepatan, mungkin naik pada tiga garis di atas, katanya

Nurchayo mengatakan angle of attack dari awal sudah menunjukan perbedaan di antara kiri dan kanan di mana indikator kanan lebih tinggi dari kiri. Pada saat menjelang mulai terbang di sini tercatat bahwa ada garis merah di sini yang menunjukkan pesawat mengalami stick shaker. Stick shaker adalah kemudinya di sisi kapten mulai bergetar. Ini adalah indikasi yang menunjukkan bahwa pesawat akan mengalami stall atau peringatan daya angkat, katanya.

Pada saat di ketinggian 5.000 kaki tercatat pada indikator berwarna ungu yaiti automatic trim down atau yang disebut banyak media sebagai MCAS atau Manuver Characteristics Augmentation System adalah alat untuk menurunkan hidung pesawat karena pesawatnya akan stall. Jadi, hal ini kemungkinan disebabkan karena angle of attack di tempatnya kapten menunjukkan 20 derajat lebih tinggi Kemudian men-trigger terjadnya stick shaker mengindikasikan kepada pilot bahwa pesawat akan stall, katanya.

Dua Penumpang

Sementara itu, Tim Identifikasi Korban Bencana (Disaster Victim Identification/DVI) Polri kembali mengidentifikasi dua jenazah korban kecelakaan pesawat Lion Air PK-LQP "Hasil sidang rekonsiliasi pada 22 November 2018 pukul 15:16 WIB di RS Bhayangkara Raden Said Sukanto, ada dua jenazah yang dinyatakan teridentifikasi dengan berdasarkan tes DNA," kata Kepala DVI Polri Lisda Cancer.

Dua jenazah korban yang teridentifikasi tersebut adalah Khotijah (perempuan; usia 26 tahun) dan Yudha Gautama (laki-laki; usia 31 tahun).

Dengan dua lagi korban yang teridentifikasi Kamis ini, secara total sudah berhasil mengidentifikasi 109 korban kecelakaan pesawat Lion Air JT 610.mza/Ant/P-5

Baca Juga: