Pendidikan merupakan sektor penting dalam menciptakan sumber daya manusia berkualitas. Untuk itu, satuan pendidikan di setiap jenjang harus memiliki kualitas mumpuni, baik dari kesiapan infrastruktur maupun proses pembelajaran.
Namun, kondisi di Indonesia masih terjadi kesenjangan pendidikan. Tidak hanya itu, proses pembelajaran di sekolah juga masih mengejar hal-hal bersifat administratif.
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) telah meluncurkan program Sekolah Penggerak. Untuk mengupas terkait hal itu, Koran Jakarta mewawancarai Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud), Nadiem Makarim. Berikut petikan wawancaranya.
Bisa Anda jelaskan terkait program Sekolah Penggerak ini?
Sekolah penggerak adalah katalis, sekolah penggerak adalah sekolah yang berfokus kepada pengembangan hasil belajar siswa secara holistik. Selain itu, program ini guna mempercepat sekolah dalam membentuk profil pelajar Pancasila.
Jadi, yang kita maksud dengan Sekolah Penggerak adalah yang duluan maju melakukan transformasi. Ini adalah awal dari pada perjalanan 10 sampai 15 tahun ke depan untuk mencapai semua sekolah menjadi sekolah penggerak dan ini adalah transformasi.
Di Indonesia sendiri masih ada kesenjangan kualitas pendidikan. Bagaimana program ini menjawab masalah tersebut?
Untuk transformasi ini, kita tidak bisa serentak melakukannya dengan seluruh sekolah di Indonesia. Nantinya, sekolah yang mampu menjalankan visi program itu mampu menjadi virus baik untuk sekolah lain. Dengan begitu, semua sekolah menjadi sekolah penggerak.
Berarti program ini memilih sekolah unggulan?
Jadi, kita tidak memilih sekolah unggulan bukan, karena sukses dari program ini bukan bahwa secara absolut sekolah ini menjadi yang terbaik, bukan.
Kita ingin melihat perubahan bagi kemajuan ke tahap yang berikutnya. Jadi, ini bukan sekolah unggul. Ini adalah sekolah di mana kita melakukan transformasi dari apa pun sekolah itu awalnya.
Pada prosesnya, bagaimana sekolah penggerak menggelar pembelajaran?
Semua transformasi pendidikan ujung-ujungnya adalah kualitas guru dan kualitas kepemimpinan sekolah, kepala sekolah dan guru-gurunya. Ini menjadikan pendidikan itu adalah tim base sport, di mana guru-gurunya bekerja sama dengan kepala sekolah sebagai sebagai coach-nya.
Semua akhirnya bisa menemukan inovasi-inovasi dan selalu mengetes apakah ini berhasil kepada murid kita di dalam kelas. Mengetes dengan berbagai macam survei dan dengan proses yang kolaboratif. Jadi, refleksi diri jadi yang sangat kuat dalam program ini.
Selain guru, apa dampaknya bagi murid?
Fokus pengembangan hasil belajar siswa saat ini masih sangat minim. Sekolah sejauh ini lebih fokus kepada administrasi pendidikan. Banyak sekolah di dunia belum berorientasi pada hasil akhir belajar siswa.
Dengan adanya program ini sekolah mampu menghadirkan siswa dengan hasil belajar di atas rata-rata. Utamanya, adanya peningkatan pada kualitas numerasi dan literasi.
Program Sekolah Penggerak ini akan menjadikan sekolah sebagai lingkungan belajar yang aman dan nyaman. Kalau anak-anak kita tidak merasa senang dalam sekolah, pembelajaran terkorbankan. Kita tidak bisa menemukan optimalisasi pembelajaran jika anak-anak tidak merasa senang di dalam kelas.
Berapa sekolah yang akan terlibat dalam program ini?
Tahun ini 111 kabupaten/kota akan terepresentasi dalam program ini. Makanya ini adalah program didesain agar berkelanjutan. Makanya kita enggak terburu-buru. Kita mulai dengan 2.500 sekolah dulu, baru diperbesar sampai dengan 40 ribu, 50 ribu sekolah.
n muhamad ma'rup /P-4