JAKARTA - Klik antar perwira dalam tubuh militer, terutama di dunia ketiga lazim terjadi. Termasuk tentunya di Indonesia. Dalam bukunya, Dari Gestapu ke Reformasi Serangkaian Kesaksian yang terbit 2013, Salim Said, mengatakan tahun 60-an, militer Indonesia terbagi dalam beberapa faksi perwira.
Pertama adalah kelompok perwira yang dekat dengan Jenderal Ahmad Yani, Menteri Panglima Angkatan Darat (Menpangad). Kedua, faksi para perwira pendukung Jenderal Abdul Haris Nasution, Menko Hankam ketika itu. Ketiga, faksi para perwira Kostrad di mana Jenderal Soeharto adalah sebagai patronnya. Keempat, para perwira yang disebut progresif revolusioner binaan Partai Komunis Indonesia (PKI).
Nah, soal faksi para perwira ini, ada sebuah cerita menarik yang dituturkan Salim Said dalam bukunya tersebut. Menurut Salim Said, sekitar bulan Januari 1965, sempat menyeruak isu, bahwa Ahmad Yani, Menpangad saat itu memerintahkan penangkapan Nasution.
Adalah Mayor Jenderal Suprapto yang diperintahkan Ahmad Yani untuk menangkap Nasution. Jenderal Suprapto sendiri ikut jadi korban penculikan bersama Ahmad Yani akhir September 1965.
Perintah penangkapan Nasution, kata Salim Said, adalah cara Ahmad Yani untuk membuktikan loyalitasnya pada Soekarno. Tapi penangkapan itu akhirnya batal.
Padahal ketika itu, mengutip pernyataan Brigadir Jenderal Abdul Kadir, perwira yang dekat dengan Nasution, kelompok Nasution sudah bersiap menghadapi penangkapan itu.
Sejumlah pasukan disiapkan untuk melawan tindakan penangkapan Nasution. Untungnya, penangkapan itu tak terjadi. Jika terjadi, kata Salim Said, pasti akan ada bentrok berdarah.
Menurut Salim Said, penangkapan Nasution batal setelah ada campur tangan dari sejumlah jenderal senior seperti Jenderal Sarbini, Jenderal Soeharto, Jenderal R Sudirman dan Jenderal Basuki Rahmat yang beramai-ramai mengingatkan Ahmad Yani. Para jenderal senior itu menentang langkah Yani yang akan menangkap Nasution, seniornya itu.
Brigjen Abdul Kadir juga mengungkapkan jika pada tahun 1964, Yani sebagai orang nomor satu di Angkatan Darat mengeluarkan perintah, menarik pasukan dari Markas Besar AD yang menjaga rumah Nasution.
Penarikan pasukan itu langsung direspons oleh kelompok Nasution dengan menyiapkan pasukan Siliwangi untuk berjaga di rumah Nasution. Nasution sendiri punya ikatan emosional dengan Divisi Siliwangi, karena pernah jadi panglima di divisi tersebut. ags/N-3