Maria 'Goeie Mie' Swanenburg bisa dibilang adalah pembunuh berantai wanita paling produktif sepanjang masa di Belanda.

Melansir Dutch News, Swanenburg meracuni tidak kurang dari 65 orang tetangganya dengan menyelundupkan arsenik ke dalam makanan dan minuman mereka antara tahun 1864 dan 1883. Setidaknya 23 dari mereka kemudian meninggal.

Salah satu kejahatan Swanenburg yang paling terkenal adalah ketika ia pernah meracuni beberapa orang yang menghadiri pemakaman dengan menyelundupkan arsenik ke dalam kopi mereka.

Butuh waktu lama bagi kejahatan Swanenburg untuk terungkap. Dia berhasil menyembunyikan kejahatannya selama bertahun-tahun karena berbagai faktor termasuk tingkat kematian yang tinggi yang disebabkan oleh kemiskinan yang kala itu meliputi Kota Leiden.

Terlebih, Swanenburg merupakan sosok yang dikenal baik hati. Dia menghabiskan hidupnya dalam kemiskinan dan selalu ingin membantu teman, keluarga, dan tetangganya selama masa-masa sulit. Begitulah cara dia mendapatkan julukan 'Goeie', yang berarti 'baik' dalam bahasa Belanda.

Kisah Swanenburg dimulai pada tanggal 9 September 1839. Ia lahir dari keluarga miskin dengan banyak anak, beberapa di antaranya meninggal muda karena kolera.

Ayah Swanenburg kesulitan mempertahankan pekerjaan yang membuat keluarganya menghadapi kondisi finansial yang sulit. Swanenburg pun jarang bersekolah. Pada usia 28 tahun, Swanenburg menikah dengan ayah dari anak-anaknya yang lahir sebelum pasangan itu resmi.

Tak lama setelah menikah, kedua anaknya meninggal karena kolera. Swanenburg pun mengalami masalah alkohol. Saat itulah ia mulai meracuni para tetangganya.

Meski begitu, Swanenburg telah dikenal luas sebagai orang baik dan dapat dipercaya. Melansir Vice International, banyak tetangganya yang meminta bantuan Swanenburg untuk menjaga anak-anak mereka. Saat itulah Swanenburg meracuni para tetangganya.

Metodenya sederhana, dia hanya menambahkan arsenik, yang banyak digunakan untuk pengendalian hama ke dalam makanan dan minuman korban. Arsenik sendiri sangat beracun dan dapat menyebabkan diare parah dan dehidrasi fatal apabila tertelan. Ketika mencapai aliran darah, arsenik dapat merusak organ.

Kejahatan Swanenburg terendus kala salah satu tetangganya, Hendrik Frankhuizen pergi ke dokter setelah mengalami rasa sakit yang tak tertahankan selama beberapa hari.

Pada bulan Desember 1883, Frankhuizen mengalami penyakit yang sama dengan mendiang keluarganya, tetapi berhasil sampai ke dokter. Sang dokter pun tidak asing dengan gejala itu Pasalnya, dia melihat pasien lain dengan keluhan yang sama yang tinggal di lingkungan yang sama dan menimbulkan kecurigaan atas potensi keracunan.

Walau Frankhuizen meninggal 11 hari kemudian, kasusnya telah memulai penyelidikan polisi yang dengan cepat menemukan tersangka potensial, Maria Swanenburg. Setelah Swanenburg dinyatakan sebagai tersangka utama, banyak tetangga lain merasa Swanenburg berada di balik kematian anggota keluarganya satu demi satu.

Terungkapnya pembunuhan berantai oleh Swanenburg menggemparkan seisi Belanda bahkan Eropa. Dia bahkan hampir digantung oleh massa yang mengamuk, setelah pihak berwenang dipaksa untuk memindahkannya dari Leiden ke penjara di Den Haag selagi ia menunggu persidangan.

Wartawan dari seluruh Eropa dan sekitarnya dengan terengah-engah melaporkan kejahatannya dan kemungkinan motifnya.

Beberapa mengklaim dia membunuh korbannya sebagai bagian dari penipuan asuransi, tetapi itu tidak menjelaskan mengapa dia hidup begitu rendah hati dan berutang.

Merangkum Vice International, pembunuhan Swanenburg mulanya termotivasi finansial. Nama Swanenburg dilaporkan berhasil masuk ke dalam surat wasiat seseorang sebelum membunuh mereka.

Dia juga membunuh orang-orang yang berhutang padanya untuk mengambil asuransi pemakaman bagi para korbannya.

Biaya asuransi pertama akan digunakan untuk menutupi biaya pemakaman sang korban. Sedangkan pembayaran dari asuransi kedua atau bahkan ketiga dapat digunakan sebagai penyangga keuangan, sementara pendapatan keluarga diatur kembali. Itulah uang yang akan dikantongi Swanenburg.

Baca Juga: