Judul : Perempuan Pemimpin
Penulis : Betti Alisjahbana
Penerbit : Mizan
Cetakan : 2017
Tebal : 290 halaman
ISBN : 978-979-433-954-1
Sesuai dengan data Badan Pusat Statistik (BPS), perempuan Indonesia (2013) berjumlah 49,75 persen. Banyak perempuan berkemampuan sangat tinggi, tidak kalah dengan pria (hal 8). Misalnya, penerimaan mahasiswa baru Institut Teknologi Bandung pada tahun akademik 2015-2016 sebanyak 40,5 persennya perempuan. Padahal, di ITB sebagian besar program pendidikannya sains dan teknologi, bidang yang biasanya lebih dekat dengan laki-laki. Dalam predikat kelulusan, dari 349 sarjana cum laude, 41 persennya perempuan.
Saat ini, para wanita sudah mulai berpartisipasi pada posisi kepemimpinan. Mereka tidak kalah dari kaum laki-laki. Delapan dari 34 menteri (33,5 persen) Kabinet Kerja Jokowi adalah perempuan. Di DPR, dari 560 anggota di periode 2014-2019, sebanyak 97 di antaranya (17,3 persen) perempuan (hal 11). Buku ini mengajak pembaca mengenal dan meneladani semangat juang para wanita dalam meraih kesuksesan.
Sebut saja Atiek Nur Wahyu. Karena kegigihan dan kualitas kerjanya, dia kini menuai kesuksesan. Dia memulai kariernya pada tahun 1989 di stasiun RCTI. Sekarang, dia menjadi CEO Trans Media Group. Dalam prinsip kerja, dia selalu berusaha memberi upaya terbaik. Dia memaparkan, "Untuk selalu bisa menjadi yang terbaik, kita harus bisa mengelola kinerja."
Masih menurut Atiek, "Dalam membangun tim dan mengelola kinerja, sebagai pemimpin, kita harus membangun komunikasi yang baik antarpersonal, maupun lintas departemen dan visi, sehingga terbentuk kerja sama tim yang baik pula. Kesuksesan dan kegagalan sangat ditentukan kemampuan dalam mengerjakan detail-detail tugas," (hal 14).
Ada pula Intan Abdams Katoppo. Dari tahun 2011-2015, dia menjabat Direktur Utama PT Hotel Indonesia Natour (Persero). Untuk mencapai kesuksesan itu, Intan banyak belajar dari mentor. Dia selalu berusaha open heart, open will, dan open mind. Dia berbagi resep sukses, di antaranya jika berhasil, tidak boleh meremehkan siapa pun dan apa pun. Harus siap mendengar dan menerima masukan dari orang lain. Terakhir, harus tahu kapan saat yang tepat untuk berhenti.
Kemudian, Ligwina Poerwo-Hananto yang sejak kecil sudah bercita-cita menjadi pebisnis. Dia mendirikan bisnis perencana keuangan dengan badan hukum PT Quantum Magna (QM) Financial, pada 2007. Akan tetapi, bisnis tidak langsung sukses. Banyak tantangan, tetapi dia tidak menyerah.
Ligwina terus belajar. Salah satunya dengan mengikuti coaching. Dari coaching, dia belajar tentang pentingnya sikap jujur terhadap diri sendiri. Kita harus mengakui kepintaran orang lain, berani menerima kritik dan saran. Hingga akhirnya, kondisi perusahannya melesat. Saat ini, QM Financial sudah membuat lebih dari 1.000 rencana keuangan (hal 49).
Ada juga beberapa wanita sukses yang tidak kalah menginspirasi. Seperti Direktur Utama PT Sarinah (Persero) 2012-2014, Mira Amshorse, Produser Film Mira Lesmana, Founder dan CEO PT Paragon Technology Innovation, Nurhayati Subakat. Mereka memiliki misi sama, ingin memperjuangkan perubahan positif bagi lingkungan sekitar.
Meski memiliki kelemahan, wanita juga ada kelebihan seperti dalam meng-handle para pekerja dengan sikap mengayomi. Dia sabar, penuh perhatian, serta kepekaan emosi, dan berempati. Perempuan makhluk multitasking, piawai berjejaring, dan bernegosiasi (hal 79).
Diresensi Ratnani Latifah, Alumna Universitas Islam Nahdlatul Ulama, Jepara