JAKARTA - Ibu kota negara akan pindah dari Jakarta ke Kalimantan Timur. Demikian yang dinyatakan Presiden Jokowi beberapa waktu yang lalu. Artinya, Jakarta tak akan lagi menyandang sebagai daerah khusus ibu kota. Status khusus akan tanggal. Ibu kota Jakarta kini dipimpin oleh Anies Baswedan, gubernur hasil pemilihan kepala daerah beberapa waktu yang lalu.

Bicara soal Jakarta, memang tak lepas dari satu nama ini. Ali Sadikin, nama itu. Ali Sadikin adalah seorang Jenderal KKO Marinir yang diangkat Bung Karno, Presiden RI ketika itu untuk jadi Gubernur DKI Jakarta. Ali Sadikin diserahi tugas untuk membenahi Jakarta yang kala itu kumuh dan ruwet.

Banjir di era Ali Sadikin jadi Gubernur, sudah jadi masalah akut ibu kota. Hingga sekarang, banjir tetap jadi momok bagi warga ibu kota ketika musim penghujan tiba. Nah, bicara soal musim hujan dan banjir, ada sebuah kisah menarik tentang Ali Sadikin.

Ketika itu Ali Sadikin atau yang akrab dipanggil Bang Ali sedang menjabat sebagai Gubernur. Ali memang bukan tipikal Gubernur yang hanya duduk manis di belakang meja. Bang Ali bukan gubernur yang hanya doyan memerintah. Tapi Bang Ali, gubernur yang tak segan turun ke lapangan. Bahkan sampai rela berhujan-hujanan.

Ramadhan KH, dalam buku, Ali Sadikin: Membenahi Jakarta Menjadi Kota yang Manusiawi, menceritakan suatu waktu selama beberapa malam Jakarta diguyur hujan deras. Tentu bagi warga Jakarta ketika itu, hujan yang terus mengguyur adalah hal yang mencemaskan. Karena banjir setiap saat bisa menerjang.

Maka saat malam tiba, diam-diam Bang Ali keluar dari rumahnya. Dengan memakai jas hujan, topi serta sepatu bot, Bang Ali pergi ke daerah Manggarai. Pintu Air Manggarai yang ia tuju. Di pintu Air Manggarai itu semalaman Bang Ali nongkrong di sana.

Bang Ali begadang semalaman menongkrongi Pintu Air Manggarai untuk mengawasi dan ikut mengatur kalau-kalau banjir Kanal tak bisa menampung air. Karena kalau sampai banjir kanal jebol, maka Jakarta akan dilanda masalah besar. Banjir akan dengan mudah menerjang ibu kota.

"Jika Banjir Kanal bobol, hancurlah Kota Jakarta. Kita mesti pandai mengatur sampai mana kita bisa menenggang air itu bisa masuk Ciliwung, untuk mengamankan Banjir Kanal," begitu kata Bang Ali, seperti dikutip dari buku, Ali Sadikin: Membenahi Jakarta Menjadi Kota yang Manusiawi, yang ditulis Ramadhan KH.

Baca Juga: