JAKARTA - Jenderal bintang satu Kopassus tiba-tiba mendatangi makam tanpa nama di Cianjur, Jawa Barat. Makam tanpa nama ini berada di Bukit Gunung Tugu Puncak Bungah Takokak Cianjur Selatan. Di makam itu enam puluh delapan nisan putih.

Jenderal bintang satu Kopassus yang mendatangi makam tanpa nama di Cianjur Selatan itu adalah Brigjen TNI Achmad Fauzi yang saat ini menjabat sebagai Komandan Korem (Danrem) 061/Suryakencana (SK). Mengutip keterangan Penerangan Korem 061/SK yang diterima Koran Jakarta, Kamis (7/10), makam tanpa nama diBukit Gunung Tugu Puncak Bungah Takokak Cianjur Selatan merupakan saksi kekejaman penjajah terhadap warga pribumi yang ikut membela tanah air.

"Enam puluh delapan makam itulah warga pribumi yang gugur ditangan penjajah dimakamkan. Itu adalah sejarah kelam yang tidak banyak diketahui oleh orang yang merupakan kisah tragis perjuangan para pahlawan bangsa di tanah Sunda Cianjur Selatan," kata Penerangan Korem 061/SK dalam keterangannya.

Brigjen TNI Achmad Fauzi bercerita awal mula ia tahu , keberadaan 68 makam pahlawan tanpa nama di Puncak Bungah Kecamatan Takokak tersebut. Kata dia, satu hari setelah melaksanakan kunjungan kerja ke Wilayah Takokak, ia sempat datang melihat keberadaan 68 makam tersebut. Jenderal bintang satu ini mencoba mengingat sejarah kelam yang disampaikan oleh saksi peristiwa pada tahun 1946-1949 usai kekalahan Jepang pada Sekutu.

"Itu merupakan sejarah yang hampir tidak diketahui oleh orang. Padahal itu salah satu sejarah kemerdekaan bangsa ini. Saya sebagai salah satu generasi penerus sangat ironis mendengar kisah kelam itu. Bagaimana perjuangan rakyat Indonesia khususnya di wilayah Takokak itu sangatlah besar dalam menjaga tanah air di wilayah Cianjur Selatan dari para tentara penjajah," ujar Danrem.

Kata Danrem, ketika itu tentara NICA yang dibonceng oleh pasukan Sekutu datang kembali ke nusantara usai Jepang menyerah tanpa syarat pada 15 Agustus 1945. Mereka berusaha menguasai kembali nusantara. Termasuk Cianjur Selatan.

"Dan aksi keji NICA terhadap rakyat Indonesia dimulai setelah pada tanggal 17 Januari 1948 Perjanjian Renville disepakati. Kekejian para tentara Belanda pun terjadi pada rakyat sipil, dan keenam puluh delapan warga sipil yang menjadi korban kebiadaban tentara NICA tersebut adalah warga luar Takokak, mereka dibawa dengan truk-truk militer dari Penjara Van Delden Gunung Puyuh Sukabumi. Dan di Takokak itulah nyawa mereka dihabisi," tuturnya.

Kawasan perbukitan Takokak Cianjur Selatan, lanjut Brigjen Fauzi,kini menjadi sejarah yang patut dikenang oleh generasi penerus. Karena di sana ada enam puluh delapan situs makam pahlawan bangsa tanpa nama.

"Kecintaannya kepada tanah air patut diteladani. Kita harus mengambil hikmah dari semuanya. Jadilah anak bangsa yang dapat membangun dan mempertahankan NKRI. Banyak halyang dapat berikan untuk bangsa," ujarnya.

Masih menurut Brigjen Fauzi, bangsa ini membutuhkan orang-orang hebat seperti mereka yang telah gugur mendahului di tangan para penjajah. Pengabdiannya pada bangsa hingga bertaruh nyawa hingga gugur dan jasadnya dibiarkan begitu saja oleh penjajah di tengah gunung, hingga tulang belulangnya yang menumpuk di tengah hutan.

"Dan orang lain pun tidak tahu siapa mereka, hingga akhirnya mereka dimakamkan secara layak dikawasan Bukit Cigunung Putri Takokak. Ini sejarah bangsa yang perlu kita pelajari terus dan kita ingat serta kita sampaikan kepada anak cucu kita nantinya," pungkasnya.

Setelah melihat langsung kondisi makam para pahlawan tersebut, orang nomor satu di Korem Suryakencana ini lalu memerintahkan kepada Koramil untuk berkoordinasi dengan aparat serta tokoh setempat agar merawat, menjaga dan melestarikan makam bersejarah tersebut. Menurutnya, hal itu sebagai bentuk penghormatan kepada para pejuang bangsa yang mengorbankan jiwanya tanpa pamrih.

Baca Juga: