JAKARTA - Pria kelahiran Comal, Pemalang, Jawa Tengah, 30 September 1950 ini, karirnya di Kepolisian Republik Indonesia (Polri) melesat hingga ke puncak. Pria Comal tersebut bernama Sutanto, Kapolri ke-18.

Sutanto merupakan lulusan Akabri Kepolisian (Akpol)tahun 1973. Di angkatannya, ia adalah lulusan terbaik peraih bintang Adhi Makayasa. Sutanto lulus bareng dengan Susilo Bambang Yudhoyono yang juga lulusan Akabri (TNI AD) tahun 1973.

Sebagai informasi, SBY yang kelak menjadi Presiden dan atasan Sutanto, juga lulusan terbaik Akabri di angkatannya. SBY juga sama seperti Sutanto, peraih bintang Adhi Makayasa. Selama karirnya di kepolisian, Sutanto pernah tercatat sebagai ajudan Presiden Soeharto dari tahun 1995 sampai 1998.

Sejak lulus dari Akpol, Sutanto merintis karir dari bawah. Jabatan pertama yang dipegangnya adalah sebagaiPamapta Konwiko 74 Jakarta Selatan PMJ. Selanjutnya, menjadi Kapolsek Metro Kebayoran Lama PMJ, Kapolsek Metro Kebayoran Baru PMJ danKomandan Detasemen Provoost Polda Jatim dari 1990 sampai 1991.

Setelah itu, ia menjadi Kapolres Sumenep Polda Jatim dan Kapolres Sidoarjo Polda Jatim, sebelum akhirnya ditarik menjadi Paban Asrena Polri. Tak lama setelah itu, Sutanto dipercaya untuk menjadi Ajudan Presiden Soeharto sampai sang presiden lengser.

Usai bertugas sebagai ajudan presiden, Sutanto dipromosikan menjadi Wakapolda Metro Jaya. Karirnya terus menanjak, karena setelah itu, ia didapuk menjadiKapolda Sumatra Utara.

Dari Sumatera Utara, Sutanto digeser ke Jawa Timur, untuk memangku jabatan sebagai Kapolda Jawa Timur. Jabatan sebagai Kapolda Jatim dipegangnya dari tanggal 17 Oktober 2000 sampai Oktober 2002. Selesai bertugas di Jatim, Sutanto ditarik ke Lemdiklat Polri untuk menjadi kepala di lembaga pendidikan Polri tersebut.

Setelah itu, tepatnya pada 28 Februari 2005, Sutanto ditunjuk menjadiKalakhar Badan Narkotika Nasional (BNN) yang dipegangnya hingga Juli 2005. Dan, di era SBY jadi Presiden, Sutanto dipercaya menjadi Kapolri. Jabatan sebagai orang nomor satu di Polri itu dipegangnya sampai tahun 2008.

Pensiun dari Polri, Sutanto sempat menjadi Komisaris Utama PT Pertamina. Tapi kemudian, oleh SBY, Sutanto kembali dipercaya memegang jabatan strategis. Kali ini, Sutanto dipercaya SBY menjadi Kepala Badan Intelijen Negara (BIN), menggantikan Mayjen (Purn) Syamsir Siregar.

Maka, dengan ditunjuknya Sutanto sebagai Kepala BIN, ia jadi jenderal polisi pertama yang jadi bos di lembaga intel tersebut. Sutanto jadi Kepala BIN sejak 21 Oktober 2009 sampai 19 Oktober 2011, sampai kemudian ia digantikan Letjen Marciano Norman, mantan Danpaspampres era SBY.

Baca Juga: