Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un mengadakan pertemuan keamanan nasional tingkat tinggi.

SEOUL - Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un mengadakan pertemuan keamanan nasional tingkat tinggi pada hari Senin (14/10), media pemerintah melaporkan. Ia mengarahkan rencana "tindakan militer segera" di saat meningkatnya ketegangan dengan Korea Selatan.

Pertemuan di Pyongyang dihadiri oleh pejabat keamanan tinggi negara, termasuk panglima militer dan pejabat militer lainnya, serta menteri keamanan dan pertahanan negara.

"Dia menetapkan arahan tindakan militer langsung dan mengindikasikan tugas-tugas penting yang harus dipenuhi dalam pengoperasian pencegahan perang dan pelaksanaan hak untuk membela diri," lapor Kantor Berita Pusat Korea (KCNA).

Pertemuan itu terjadi saat Korea Utara yang bersenjata nuklir menuduh Seoul menerbangkan pesawat nirawak di atas ibu kotanya dan mengerahkan pasukan ke perbatasannya, sementara Korea Selatan mengatakan pada hari Senin, mereka siaga penuh untuk merespons jika ditembaki.

Para pejabat yang hadir dalam pertemuan di Pyongyang mendengar laporan tentang "provokasi serius musuh", KCNA melaporkan referensi yang jelas terhadap penerbangan pesawat tak berawak.

Kim "menyatakan sikap politik dan militer yang tegas" pada pertemuan tersebut, kata media pemerintah.

Korea Utara menuduh Seoul bertanggung jawab atas pesawat nirawak tersebut, yang menyebarkan selebaran propaganda berisi "rumor yang menghasut dan sampah", dan memperingatkan pada hari Minggu bahwa mereka akan menganggapnya sebagai "deklarasi perang" jika pesawat nirawak lain terdeteksi.

Militer Seoul awalnya membantah pihaknya berada di balik penerbangan tersebut, dengan spekulasi lokal berpusat pada kelompok aktivis di Selatan yang telah lama mengirimkan propaganda dan mata uang AS ke Korea Utara, biasanya melalui balon.

Komando Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), yang mengawasi gencatan senjata yang mengakhiri pertempuran aktif dalam Perang Korea 1950 hingga 1953, mengatakan pihaknya mengetahui klaim Korea Utara.

"Komando saat ini sedang menyelidiki masalah tersebut sesuai dengan Perjanjian Gencatan Senjata," katanya.

Kedua Korea secara teknis masih berperang.

Baca Juga: