Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un mengancam akan menggunakan senjata nuklir jika diserang Korea Selatan dan sekutunya Amerika Serikat.

SEOUL - Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un mengatakan negaranya akan menggunakan senjata nuklir "tanpa ragu-ragu" jika diserang oleh Korea Selatan dan sekutunya Amerika Serikat, media pemerintah KCNA melaporkan pada hari Jumat (4/10).

Hubungan antara kedua Korea berada pada salah satu titik terendah dalam beberapa dekade, Seoul minggu ini menggelar parade militer yang memamerkan rudal "monster" penghancur bunker dan Presiden Yoon Suk Yeol memperingatkan bahwa penggunaan nuklir akan berarti berakhirnya rezim Kim.

Pyongyang juga telah membombardir Korea Selatan dengan balon-balon yang membawa kantong-kantong sampah. Wartawan AFP menyaksikan balon baru melayang di atas Seoul pada Jumat pagi. Militer Seoul mengonfirmasi telah mendeteksi peluncuran balon tersebut pada malam hari.

Jika pasukan musuh "melanggar kedaulatan" Korea Utara, Pyongyang akan "tanpa ragu menggunakan semua kekuatan ofensif yang dimilikinya, termasuk senjata nuklir," kata Kim, menurut Kantor Berita Pusat Korea resmi.

Gambar-gambar di media pemerintah Korut menunjukkan Kim, mengenakan jaket kulit seperti biasanya, berbicara di sebuah acara pelatihan untuk pasukan operasi khusus.

Di sana, ia mengecam Yoon atas komentarnya tentang "akhir rezim" dan "teriakan" tentang aliansi negaranya dengan Amerika Serikat.

Seoul, yang tidak memiliki senjata nuklir sendiri, dilindungi oleh payung nuklir AS, dan Washington telah menempatkan puluhan ribu tentara di negara itu sejak perang Korea berakhir pada tahun 1953 tanpa perjanjian damai.

Kim mengatakan Seoul dan Washington lah yang "menghancurkan keamanan dan perdamaian regional", KCNA melaporkan, sembari mencap pemimpin Korea Selatan sebagai "orang yang tidak normal".

Parade Militer

Pada hari Selasa, jet tempur terbang di atas pusat kota Seoul dan tank-tank meluncur melalui jalan-jalan, saat Korea Selatan untuk pertama kalinya memamerkan rudal balistik terbesarnya, Hyunmoo-5, yang mampu menghancurkan bunker bawah tanah.

Sebuah pesawat pengebom berat B-1B Amerika juga melakukan penerbangan melintasi upacara tersebut pada Selasa pagi, diapit oleh pesawat jet F-15K.

Washington secara berkala mengerahkan aset nuklir ke semenanjung Korea, menggarisbawahi perlindungannya terhadap Korea Selatan dari meningkatnya ancaman Pyongyang.

Pada acara yang menandai Hari Angkatan Bersenjata Korea Selatan, Yoon mengatakan jika Korea Utara "berusaha menggunakan senjata nuklir, mereka akan menghadapi respons yang tegas dan luar biasa dari militer kami dan aliansi AS dan Republik Korea."

"Hari itu akan menjadi akhir rezim Korea Utara," tambahnya.

Korea Utara diperkirakan akan membatalkan perjanjian penting antar-Korea yang ditandatangani pada tahun 1991 pada pertemuan parlemen minggu depan, kementerian unifikasi Seoul mengatakan pada hari Rabu, bagian dari upaya Kim untuk secara resmi mendefinisikan Korea Selatan sebagai negara musuh.

Awal tahun ini, Kim menyerukan penghapusan klausul terkait penyatuan dari konstitusi, sekaligus menghapuskan badan-badan yang didedikasikan untuk meningkatkan hubungan dengan Selatan.

Bulan lalu, Korea Utara juga mengungkapkan gambar fasilitas pengayaan uranium untuk pertama kalinya, yang memperlihatkan pemimpin Kim sedang meninjau lokasi tersebut sambil meminta lebih banyak sentrifus untuk meningkatkan persenjataan nuklir negara itu.

Badan mata-mata Korea Selatan kemudian mengatakan pengungkapan yang belum pernah terjadi sebelumnya itu "ditujukan kepada AS" dan bahwa Korea Utara diyakini mampu memproduksi senjata nuklir dalam jumlah dua digit.

Minggu lalu, seorang anggota parlemen mengatakan kepada wartawan, Badan Intelijen Nasional telah memperingatkan Korea Utara mungkin akan melakukan uji coba nuklir lainnya, yang ketujuh, setelah pemilu AS pada bulan November.

Baca Juga: